Kini Tempe Bukan Sekadar Tempe, di Kampung Tempe Tertua Palembang

Komoditas tempe sudah bukan hanya sekadar tempe di kampung tempe tertua di Palembang, Sumsel.

Tasmalinda
Kamis, 10 November 2022 | 13:51 WIB
Kini Tempe Bukan Sekadar Tempe, di Kampung Tempe Tertua Palembang
Kampung tempe di Palembang Sumatera Selatan [Suara.com/Tasmalinda]

Dari peristiwa kelam itu, masyarakat di kampung tersebut akhirnya bergiat membuat tempe dan menjadikannya sebagai mata pencaharian. “Tempe dinilai lebih mudah tersedia, dan dikonsumsi. Pengrajin-pengrajin baru tumbuh, baik warga lokal, datangan hingga yang  kini masih memilih bertahan,” terangnya.

Kejayaan pengrajin tempe di Palembang berlangsung selama dua dekade, yakni dari tahun 1970 sampai dengan 1980. Namun setelahnya, mulai menurun di tahun 1990-an. Di masa pandemi Covid-19, pengrajin tempe di Palembang kian terpuruk.

Situasi pandemi harus dilalui Ahmad Poco Susilo bersama pengrajin tempe di kampung tempe dengan pasrah. Situasi permintaan tempe yang kian menurun akibat pandemi membersamai harga kacang kedelai yang melambung tinggi.

Situasi sulit yang juga diperberat karena komoditas tempe bukan seperti komoditas lain yang bisa dijual pasar online. Tempe merupakan komoditas yang membutuhkan proses pembuatan selama tiga hari, namun harus laku dijual dalam waktu sehari.

Baca Juga:Mengulik Benteng Kuto Besak, Cagar Budaya Sumsel Terancam Rusak di Bulan Pahlawan

Karena itu, Junaidi dan Poco-panggilan akrab Ahmad Poco Susilo dan pengrajin lainnya, berputar otak tergerak mengembalikan situasi. Asa itu pun terjawab.

Kampung tempe di Palembang Sumatera Selatan [Suara.com/Tasmalinda]
Kampung tempe di Palembang Sumatera Selatan [Suara.com/Tasmalinda]

Di tengah situasi yang tidak menguntungkan bagi pengrajin tawaran program pemberdayaan dari  Corporate Social Responsibility (SCR) PT Kilang Pertamina Internasional Refinery III pun hadir.

Tapi bukan tanpa alasan, kampung tempe ini pernah ditetapkan sebagai percontohan kampung ramah iklim oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang. Wali Kota Palembang, Harnojoyo di tahun 2018 lalu, juga pernah memberikan penghargaan atas tiga program pemberdayaan masyarakat dengan komoditas tempe, tambak ikan dan kemplang.

Kini Tempe Bukan Sekadar Tempe

Bersama dengan Pertamina, kampung ini pun dikembangkan menjadi kampung pangan inovatif. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat guna membangkitkan ekonomi di masa pandemi berbasis komoditas lokal. Salah satu yang dikembangkan mengolah limbah tempe agar bernilai.

Baca Juga:Di Hari Pahlawan, Sumsel Berawan Dengan Potensi Hujan Lebat

Pengelolaan limbah tempe yang sudah berlangsung enam bulan ini lah yang menyebabkan udara saat rintik hujan terasa lebih segar. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini