SuaraSumsel.id - Sosok Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto disebut bersaing ketat. Keduanya cenderung menjadi pemilik survei calon presiden atau capres paling banyak dipilih masyarakat saat ini. Kedua nama mereka terus menghiasai survei capres Pilpres 2024.
Keduanya pun disebut saling berebut pendukung Presiden Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019-2024 lalu.
Survei yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menjelaskan pemilih Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019 yang berniat mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 menunjukkan tren peningkatan.
“Jadi trennya, Ganjar selalu unggul. Kedua Prabowo, sementara Anies cenderung statis. Sekarang 'peperangan' terjadi antara Prabowo dengan Ganjar. Di bulan Desember-Maret, Prabowo naik 4 persen dan Ganjar turun 4 persen," kata Pendiri SMRC Saiful Mujani melansir ANTARA.
Baca Juga:Sensasi Ngopi di Tepi Sawah Jadi Trend Wisata Milenial di Musi Rawas Sumsel
Saiful menjelaskan dalam survei-survei yang dilakukan SMRC selama setahun terakhir, masyarakat yang memilih Jokowi di Pilpres sebelumnya cenderung memilih Ganjar, meskipun banyak juga yang bergeser ke Prabowo sekaligus Anies Baswedan.
Pada medio Mei 2021 hingga Maret 2022 yaitu selama empat kali survei, Ganjar merebut suara paling banyak dari pemilih Jokowi. Pergerakannya dari 32,8 persen pada Mei 2021 sempat melonjak 40,6 persen pada Desember 2021, dan terakhir turun jadi 36,9 persen pada Maret 2022.
Menurut Saiful Mujani, peta dukungan pemilih Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019 penting bagi siapa pun yang akan berkompetisi pada Pemilu 2024.
Perilaku pemilih Jokowi-Ma'ruf tidak bisa hanya didasarkan keputusan partai. Aspek-aspek dari partai politik lain, kata dia, juga perlu dihitung mengingat jumlah suara PDI Perjuangan hanya sekitar 20 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf memperoleh 55 persen suara pada Pemilu 2019.
Prabowo meraih 24,6 persen pada Mei 2021, turun 22,4 pada Desember 2021, dan naik lagi menjadi 26,3 persen pada Maret 2022. Dan, Anies Baswedan sendiri meraih 23,8 pada Mei 2021, dan 20,8 persen pada Maret 2022.
Baca Juga:Kloter Pertama Jemaah Haji Asal Sumsel Berangkat 25 Juni 2022, Pukul 6 Pagi
"Kekuatan PDIP kan sekitar 20 persen lebih dari total pemilih nasional. Untuk meraih 50 persen plus, butuh dukungan partai lain. Dan pemilih Jokowi di 2019 kan bukan hanya dari PDIP. Ada dari Nasdem, Golkar, dan lain-lain," kata dia.
Soal pemilih Jokowi yang cenderung memilih Ganjar, itu sebagai sesuatu yang wajar. Walaupun, kata dia, Ganjar belum dikenal luas.
"Tapi basis Ganjar ini sama dengan Jokowi. Keduanya kuat di Jawa Tengah. Ganjar sekarang Gubernur Jawa Tengah,” ucapnya.
Melansir ANTARA, Prabowo yang mendapatkan limpahan suara lebih banyak dari Anies karena hubungan kedua tokoh dengan Jokowi.“Meskipun tadinya lawan pada Pilpres (2019), Prabowo belakangan bergabung di kabinet Jokowi," ucapnya.
Anies, menurut dia, yang sebelumnya berada di kubu Jokowi, sempat diberhentikan oleh Jokowi dari posisi menteri, kemudian belakangan berlawanan dengan Jokowi.
"Maju jadi gubernur didukung partai-partai yang bukan pendukung Jokowi. Jadi publik menilai hubungan Jokowi dengan Anies tidak baik," katanya.