SuaraSumsel.id - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bio solar yang terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel) beberapa bulan terakhir membuat DPRD bereaksi.
Anggota DPRD Sumatera Selatan Syaiful Padli mengatakan pihaknya akan memanggil PT Pertamina untuk mengatasi masalah kelangkaan bio solar.
"Kelangkaan bio solar terjadi setelah Pertamina menaikkan solar jenis dexlite dan pertadex yang cukup tinggi sehingga masyarakat yang selama ini menggunakan solar tersebut beralih ke bio solar yang jauh lebih murah karena disubsidi pemerintah," kata Syaiful Padli anggota DPRD Sumsel Fraksi PKS itu, di Palembang, Jumat (1/4/2022).
Dia menjelaskan, masyarakat yang dalam kondisi sulit dampak pandemi COVID-19 banyak kehilangan pekerjaan dan kegiatan usaha mengalami kelesuan berupaya memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mencari barang berharga murah.
Baca Juga:Jelang Akhir Masa Jabatan, Wawako Palembang Fitrianti Agustinda Mundur dari PDI Perjuangan
Dengan perbedaan harga yang cukup besar antara bio solar bersubsidi dengan dexlite dan pertadex BBM non-subsidi tentunya masyarakat sebagian besar beralih membeli bio solar.
Harga solar dexlite sebelum terjadi kenaikan dijual di SPBU Rp9.700 per liter sementara bio solar Rp5.150/liter.
Kemudian pada Februari 2022 mengalami kenaikan menjadi Rp12.400/liter, dan Maret kembali lagi menjadi Rp13.250/liter, sedangkan pertadex harganya sedikit lebih mahal.
Permasalahan perbandingan harga yang cukup besar itu, disamping mengakibatkan terjadi "serbuan" pembeli bio solar dan antrean panjang, juga menimbulkan masalah gangguan arus lalu lintas di jalan yang terdapat SPBU penjual bio solar.
Gangguan arus lalu lintas tersebut juga harus segera diatasi pihak Pertamina melalui SPBU dengan menurunkan petugas pengatur kendaraan yang akan antrean membeli solar, kata anggota DPRD Sumsel itu.
Warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, Rabu, mengeluhkan antrean kendaraan pembeli minyak solar di sejumlah SPBU dalam kota setempat masih terjadi dan mulai mengganggu arus lalu lintas atau aktivitas mereka.
- 1
- 2