"Saat ini kita masih menunggu pemerintah Arab Saudi, belum ada kepastian untuk keberangkatan ibadah haji tahun ini, " lanjutnya.
Ketika mengalami ketertundaan haji, kata Saefudin, para jemaah memaklumi hal tersebut. "Karena pemerintah Arab Saudi memang belum membuka (pelaksanaan haji) sebab pandemi. Bukan Indonesia, seluruh dunia juga gak ada jamaah yang bisa berangkat," tambah dia.
Saat ini, Saefudin mengatakan pemerintah sedang menunggu MOU dari pemerintah Arab Saudi untuk mengundang pihak Indonesia.
"Kalau sudah ada MOU itu baru ada kepastian, apakah kita diberikan kuota penuh 100 persen, 50 persen atau 30 persen. Itu masih kita tunggu," sampainya.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca 10 Maret 2022, BMKG: Sumsel Bakal Bersuhu 33 Derajat Celcius
"Berangkat atau tidaknya haji itu sangat tergantung dengan pemerintah Arab Saudi. Kita sangat menginginkan diberangkatkan, kalau pemerintah sana (Arab Saudi) belum memberi pintu, kita gak bisa maksa," tambahnya.
Kendati demikian, pihak Kemenag sudah melakukan simulasi nilai harga keberangkatan ibadah haji. Total biaya tersebut mengalami kenaikkan menjadi Rp45 jutaan. Nominal tersebut, Saefudin mengatakan belum menjadi sebuah keputusan.
"Intinya Kemenag sudah sangat menyiapkan segala sesuatu (keberangkatan haji) mulai dari vaksin hingga simulasi nilai harga sudah kita persiapan. Dari penginapan, transportasi dan lainnya itu semua sudah kita perhitungkan," papar dia.
Kontributor: Melati Putri Arsika
Baca Juga:Bakal Diakuisisi Pengusaha Batu Bara asal Sumsel Iwan Bomba, Nama Sriwijaya FC Tetap Dipertahankan