SuaraSumsel.id - Kekhawatiran vaksinasi COVID-19 disebutkan mengacaukan siklus menstruasi seorang wanita. Tetapi sebuah studi baru dalam jurnal Obstetrics & Gynecology memperlihatkan hal melegakan.
Persiapan biologis cenderung memengaruhi menstruasi seorang wanita.
Melansir ANTARA, Para peneliti melaporkan temukan perubahan kecil dan sementara dalam siklus menstruasi wanita yang terkena SARS-CoV-2.
Penelitian dengan bantuan aplikasi pengendalian kelahiran yang disebut Siklus Alami atau Natural Cycles serta memantau hampir 4.000 wanita Amerika Serikat berusia 18-45 tahun.
Baca Juga:Bocah 9 Tahun di Sumsel Dicabuli Ayah Tiri, Terungkap Karena Sang Paman
Tim yang dipimpin Dr. Alison Edelman dari Oregon Health & Science University melacak enam siklus menstruasi para wanita dan menganalisis bagaimana vaksinasi memengaruhi menstruasi mereka, ungkap Los Angeles Times.
Periode berikutnya setelah menerima suntikan COVID-19 dimulai raya-rata sehari lebih lambat dari biasanya. Mereka juga mengamati tidak ada perubahan jumlah hari wanita mengalami menstruasi.
“Berdasarkan data tingkat populasi prospektif, vaksinasi COVID-19 dikaitkan dengan perubahan kurang dari 1 hari dalam siklus menstruasi tetapi tidak ada perubahan dalam panjang menstruasi,” tulis tim dalam laporan singkat mereka.
Edelman kepada Associated Press mencatat, penelitian yang melibatkan wanita dengan siklus paling normal dari normal yakni rata-rata sekitar 24-38 hari, dengan membandingkan data dengan wanita yang tidak divaksinasi.
Para peneliti mengakui beberapa wanita melaporkan menstruasi yang tidak teratur atau perubahan lain pada siklus mereka setelah mendapatkan suntikan.
Baca Juga:Sumsel Jadi Percontohan Gasifikasi Batubara, Gandeng Perusahaan Amerika Serikat
Dari 358 wanita yang mendapat suntikan dalam siklus menstruasi yang sama mencatat penundaan rata-rata sekitar dua hari. Sekitar 10 persen dari mereka memiliki penundaan selama 10 hari atau lebih tetapi periode mereka kembali ke kisaran normal kembali.
Studi ini menyajikan bukti baru dampak apa pun dari vaksin COVID-19 pada menstruasi minimal dan sementara, kata Dr. Christopher Zahn, dari American College of Obstetricians and Gynecologists.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi temuan ini. Edelman bertekad melakukan penelitian lain fokus pada kemungkinan perubahan beratnya perdarahan menstruasi sebagai respons terhadap vaksin.
Jika wanita yang memiliki menstruasi tidak teratur akan memberikan hasil yang berbeda. (ANTARA)