SuaraSumsel.id - BUMN pertambangan PT Bukit Asam menyiapkan industri gasifikasi batubara menjadi dimithyl eter (DME). Sumsel akan menjadi percontohan (pilot project) dari hilirisasi batubara tersebut.
Direktur Utama PT Bukit Asam Asral Ismail mengatakan proyek DME ini merupakan pilot project di Indonesia yang diharapkan pemerintah segera terealisasi.
“Proyek ini tidak hanya diharapkan saja, tapi harus terealisasi,” kata Asral melansir ANTARA.
Pemerintah yang diwakili menteri investasi mengharapkan dilakukan percepatan proyek tersebut.
Baca Juga:Menolak Rujuk, Suami di Sumsel Siram Istri dan Anak dengan Air Keras
Sejauh ini tiga belah pihak yang terlihat yakni PT Bukit Asam sebagai penyalur bahan baku batu bara, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Air Product sebagai penyedia teknologi gasifikasi, dan PT Pertamina sebagai offtaker(pembeli DME) sedang proses perampungan perjanjian kerja.
Dibutuhkan waktu hingga 30 bulan dari ground breaking untuk menuntaskan Proyek DME tersebut dan Asral memastikan perusahaan berkomitmen menuntaskan program hilirisasi itu.
“Mudah-mudahan sebelum ground breaking selesai (perjanjian kerja sama),” kata dia.
Proyek hilirisasi juga telah disetujui Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari proyek prioritas sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020.
Pemerintah mendorong hilirisasi dan percepatan peningkatan nilai tambah batubara yang salah satunya melalui pemrosesan batubara menjadi DME guna pengganti elpiji yang angka impornya terus membengkak setiap tahun.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca 11 Januari 2022, Sumsel Bakal Berawan Siang hingga Sore Ini
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), impor elpiji pada 2020 telah mencapai 77,63 persen dari total kebutuhan nasional sebanyak 8,81 juta ton.
Tanpa hilirisasi batubara, rasio angka impor elpiji bisa naik menjadi 83,55 persen dari total kebutuhan 11,98 juta ton pada 2024. (ANTARA)