SuaraSumsel.id - Penambang biji timah tradisional diminta menghentikan aktivitasnya karena situasi cuaca yang memburuk. Hal ini disampaikan Kepala SAR Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fazzli.
"Saya minta penambang biji timah tradisional yang umumnya dikerjakan oleh masyarakat dapat menghentikan aktivitasnya, curah hujan dapat mengakibatkan potensi tanah longsor di area galian tambang," katanya melansir ANTARA.
Ia mengatakan, curah hujan yang tinggi mengakibatkan struktur tanah galian biji timah menjadi labil dan mudah berpotensi terjadinya longsor.
"Tanah longsor yang mengakibatkan korban jiwa pekerja tambang biji timah tradisional sering terjadi karena pekerja kurang memperhatikan kondisi lingkungan serta tidak menerapkan strandar keselamatan kerja," jelasnya.
Baca Juga:Tak Penuhi Panggilan Jaksa, Pejabat Divisi Kredit Bank Sumsel Babel Dijemput Paksa
"Saluran drainase dipastikan harus bersih dari tumpukan sampah agar tidak menghambat aliran air, begitu pula halnya daerah yang rawan angin puting beliung untuk menembang pohon tinggi yang berada disekitar rumah," ujarnya.
Masyarakat harus tetap meingkatkan kewasapadaan karena potensi bencana alam dapat terjadi kapan saja baik di daerah maupun di air.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan instasi terkait di daerah seperti TNI, Polri, BPBD dan pihak lainnya guna mempermudah antisipasi sekaligus mempercepat layanan pertolongan jika terjadi musibah," kata dia. (ANTARA)