Tanaman jarak telah dikenal sebagai tanaman obat, terutama getah atau minyaknya.
Ibu anak dua ini, menceritakan jika tanaman ini biasanya digunakan untuk obat sakit gigi atau hanya semacam obat kumur, membersihkan rongga mulut.
“Misalnya saat sakit gigi, atau mengalami kembung juga maag. Bisa pakai getah biji jarak,” sambung dia.
Selain sebagai tanaman obat, warga biasa memanfaatkan tanaman jarak sebagai pagar atau tanda pembatas lahan mereka.
Baca Juga:Palembang Diguyur Gerimis, Ini Prakiraan Cuaca Sumsel 27 Desember 2021
Dengan daun yang rimbun, dan ukuran batang rata-rata ketinggian orang dewasa, tanaman jarak juga indah jika dibuat pagar taman.
“Sampai sekarang masih tanam jarak, 1-2 pohon cukuplah. Untuk jaga-jaga misalnya ada yang sakit gigi atau kembung. Ya, semacam apotek hidup di rumah,” ujarnya.
Saat itu, Lisa juga mengenang orang tuanya yang mendapatkan bibit jarak untuk ditanam yang kemudian bijinya dijual kembali.
“Sempat mendengar, katanya buat minyak sejenis solar, tapi belum pernah coba langsung (minyak jarak). Hanya sebatas tahu, jika sempat diminta tanam, nanti bijinya dijual ke koperasi buat pabrik,” aku Lisa mengingat-ingat program gerakan menanam jarak yang seolah instruksi pemerintah daerahnya tersebut.
Selain melibatkan masyarakat, Pemerintah pun memiliki lahan seluas 1,5 hektar (ha) yang diperuntukkan bagi lokasi budidaya terpusat tanaman jarak.
Baca Juga:Sriwijaya Dempo Run di Sumsel Diharap Jadi Agenda Wisata Nasional
Lokasinya berdekatan dengan lokasi pabrik biodiesel. Bisa dikatakan kebun tanaman jarak ini mengelilingi lokasi pabriknya.