Ahmad Dhani Sebut Band Is Dead, Pengamat Musik: Terlalu Naif

Pengamat musik menilai Ahmad Dhani terlalu naif menyatakan band is dead.

Tasmalinda
Minggu, 19 September 2021 | 15:24 WIB
Ahmad Dhani Sebut Band Is Dead, Pengamat Musik: Terlalu Naif
Ahmad Dhani [Youtube/Video Legend] AHmad Dhani sebut band is dead.

SuaraSumsel.id - Pentolan Dewa, Ahmad Dhani berpendapat jika era grup musik atau band sudah habis. Ia pun menyebutnya, band is dead. Menanggapi hal ini, pengamat menjawab jika pernyataan itu terlalu naif.

“Sekarang kan sudah enggak ada. Kayak semacam band is dead kalau enggak bisa dibilang rock is dead. Band sudah enggak ada gitu,” kata Ahmad Dhani melansir digtara.com - jaringan Suara.com

Ahmad Dhani mengungkapkan jika selera pendengar musik Indonesia lebih baik ketimbang sebelumnya. 

Atas dasar itulah Ahmad Dhani melihat akhirnya pendengar lagi-lagi melirik Dewa 19 karena tidak ada band lain.

Baca Juga:Viral Krisdayanti Beberkan Gaji DPR, Segini Penghasilan DPRD Sumsel Perbulan

“Enggak ada (band baru yang bagus). Di dunia pun juga enggak ada, band rock yang bagus kan udah enggak ada. Tidak seperti dulu,” kata Ahmad Dhani sembari berusaha mengingat band yang menurutnya bagus.

Ia mencontohkan dengan band Linkin Park sebagai band bagus terakhir yang paling hit pada awal dekade 2000-an.

Band Dewa

“Ya ada beberapa yang masih survive kan, Coldplay masih survive. Ya Pearl Jam berusaha untuk eksis. Tapi kan ya orang tetap mau mendengarkan lagu-lagu yang zaman dulu, udah enggak dengerin lagu-lagu zaman sekarang,” kata Dhani.

Menggapi hal ini, Pengamat musik Idhar Resmadi menilai pendapat Dhani soal “band is dead” terlalu naif.

Pendengar yang kembali melirik Dewa 19 tidak berbanding lurus dengan peningkatan selera serta kualitas band tersebut.

Baca Juga:Tersangka Korupsi BUMD PDPDE, Mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin Ditahan

Di era digital hari ini, kata Idhar, band yang dilirik adalah band yang bisa merebut atensi, dan bukan berarti band tersebut pasti berkualitas.

Dewa 19 sendiri juga berusaha mendapatkan atensi dengan kolaborasi bersama musisi lintas usia dan genre berbeda belakangan ini

Dari kolaborasi tersebut, penulis buku Jurnalisme Musik dan Selingkar Wilayahnya (2019) , melihat Dewa 19 hanya mampu menjual romansa nostalgia untuk mempertahankan eksistensi. Mereka hanya mengandalkan lagu lama dengan aransemen berbeda.

Ilustrasi Band rock [Pixabay]
Ilustrasi Band rock [Pixabay]

“Di era sekarang ketika genre dan major indie label sudah enggak relevan, yang paling penting itu merebut atensi. Lewat kolaborasi itu kan Dewa berhasil merebut atensi. Mereka juga bikin konser reuni kemudian konten,” kata Idhar.

Ia pun melihat saat ini masih banyak band-band baru yang berkualitas baik di dalam negeri, seperti .feast dan The Panturas.

"Namun memang pendengar mereka tidak sebesar dan tidak bisa disamakan dengan Dewa 19 karena tidak bisa dibandingkan," ujarnya.

Melansir: Digtara.com

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini