Selain itu, warga Tionghoa juga membubuhkan bingkai foto di depan altar adalah cara keturunan etnis ini untuk tetap mengingat dan mengenalkan leluhur pada generasi berikutnya.

“Contoh saja jika tidak ada foto bagaimana generasi berikutnya akan tau mengenai wajah leluhurnya. Untuk mengingat pahlawan saja meskipun tidak pernah ketemu tapi tau wajahnya hal tersebut juga wujud bakti penghormatan,” ujar ia.
Selain itu bentuk penghormatan lainnya dengan terus memperingati hari kematian atau dikenal dengan istilah Coki di setiap tahun.
Caranya dilakukan persembayangan di rumah, serta disediakan makanan yang disuka dan kirim-kirim uang kepadanya.
“Kita anggap dia tetap ada di dalam hati kita, terlepas mendiang makan atau tidak setidaknya 10 menit untuk sembayangkan sudah turun temurun, kita jalankan meskipun sudah beberapa generasi,” sambung ia.
Tradisi bakar kertas sembayang dan uang arwah mengandung makna jika almarhum juga punya kebutuhan sehingga dikirimkan uang.
Baca Juga:Butuh Oksigen Medis, Warga Sumsel Bisa Gratis di Posko Ini
Mereka menyakini leluhur yang telah tiada sebenarnya masih berada tapi di frekuensi yang berbeda dan tidak bisa dilihat kasat mata.
Tradisi berikutnya, mendoakan orang tua dikenal dengan nama ceng beng, yaitu ziarah kubur atau jika di krematorium maka ziarah dilakukan ke vihara ke tempat peletakan abu bakarannya.
![Akidi Tio [instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/30/39644-akidi-tio-instagram.jpg)
Masyarakat tionghoa juga mengenal istilah limpahan jasa yang dimaksudkan beramal dengan mengatasnamakan leluhurnya.
“Limpahan jasa bagi yang sudah meninggal agar jasa diterima sama yang sudah meninggal agar ia dilapangkan. Beramal dengan mengatas namakan orang sudah meninggal,” tambahnya.
Tak berbeda dengan kepercayaan umum. Bentuk berbakti kepada orang tua tak hanya ada pada etnis tionghoa juga didasarkan pada budi pekerti manusia.
Tjik Harun mengakui hingga kini masyarakat Tionghoa masih teguh memegang keyakinan tersebut.
"Sekaligus etnis Tionghoa meyakini adanya karma yang terjadi jika anak-anak tidak memberikan bentuk baktinya kepada orang tua dan leluhur," pungkas ia.
Kontributor: Fitria
Baca Juga:Alokasi Bansos Sumsel Terindikasi Dikorupsi, Kerugian Negara Rp 1,6 Miliar