Pertama Kali Bertemu, UAS dan Cak Nun Saling Memuji Keilmuan

Ustadz Abdul Somad atau UAS bertemu dengan Cak Nun untuk pertama kalinya. Keduanya saling memuji, bahkan UAS mengaku dari tahun 1998 sudah membaca buku Cak Nun.

Tasmalinda
Selasa, 25 Mei 2021 | 08:07 WIB
Pertama Kali Bertemu, UAS dan Cak Nun Saling Memuji Keilmuan
UAS dan Cak Nun yang bertemu pertama kalinya [YouTube] Pertama Kali Bertemu, UAS dan Cak Nun Saling Memuji Keilmuan

SuaraSumsel.id - Penceramah ternama Ustaz Abdul Somad atau UAS akhirnya bertemu untuk pertama kalinya dengan budayawan Islam, Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun.

Setelah penantian panjang, keduanya bertemu dan saling memuji keilmuan yang dimiliki.

UAS dan Cak Nun bertemu di sebuah sekolah swasta yang berlokasi di Jawa Timur. 

Dilansir dari hop.id-jaringan Suara.com, video berjudul ‘Ulama Bersatu! Momen Ketika UAS Bertemu dan Cium Tangan Cak Nun’ di saluran Youtube Imam Saring, mereka merayakan pertemuan tersebut dengan suka cita.

Baca Juga:Gawat! Keterisian Pemakaman Umum di Palembang Sudah Hampir 90 Persen

Bahkan, Cak Nun mengatakan, pertemuannya dengan Ustaz Abdul Somad merupakan momen yang telah lama dinantikan.UAS merupakan sosok hebat yang keberadaannya dibutuhkan umat Islam di Indonesia.

“Beliau ini orang yang sangat mahsyur, orang yang dibutuhkan bangsa Indonesia, umat Islam, dan kita semua,” ujar Cak Nun dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Senin (24/5/2021).

Cak Nun menyebut UAS bukan hanya sosok pintar yang menguasai bidang keilmuan, melainkan juga manusia indah dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keindahan.

“Ini lho yang ada di TV-TV itu, rek. Ini, seperti ini orangnya. Ini bukan hanya orang yang pintar, melainkan juga indah. Beliau sedang merasakan keindahan di puncaknya,” tutur Cak Nun.

“Beliau ini insya Allah manusia dunia-akhirat,” sambungnya.

Baca Juga:Viral Suami Ajak Istri Curi Tabung Gas 3 Kg di Palembang

Pada kesempatan itu UAS juga mengaku sudah lama ingin bertemu Cak Nun. Kata UAS, sosok yang dikenal berkat Maiyah dan Kiai Kanjeng itu merupakan sosok berilmu yang tulisannya selalu membawa ‘cahaya’ kehidupan.

“Tahun 1998, aku pergi ke Mesir. Kawanku punya buku-bukunya, lalu kubaca, salah satunya Sililit Sang Kiai. Sampai hari ini, aku tetap menonton (dakwahnya) melalui Youtube,” urainya melalui akun media sosial pribadi.

Mantan dosen UIN Suska Riau itu mengaku, pertemuan tersebut bukan hanya dimanfaatkan untuk bertatap muka dan saling sapa. Keduanya disebut-sebut sempat diskusi mengenai banyak hal.

“Panjang cerita beliau, sepanjang jalan kenangan. Tentang pagar-pagar yang membiarkan diri dilompati seenaknya. Tentang sosok yang disangkakan jauh dari rasa takut, tapi pada hakikatnya amat sangat ketakutan.” ungkap UAS.

“Perpisahan tak mampu menghentikan kami, karena doa akan selalu menyertai,” kata dia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini