Mualaf Center Palembang, Rangkul Para Mualaf Agar Menjadi Islam Kaffah

Kiprah lembaga Mualaf Center Palembang yang menuntun para mualaf agar menjadi islam kaffah.

Tasmalinda
Selasa, 27 April 2021 | 09:05 WIB
Mualaf Center Palembang, Rangkul Para Mualaf Agar Menjadi Islam Kaffah
Proses pembelajaran di Mualaf Center Palembang [Fitria/Suara.com] Mualaf Center Palembang, Rangkul Para Mualaf Agar Menjadi Islam Kaffah

SuaraSumsel.id - Lembaga Mualaf Center Palembang memiliki peran ganda pada para mualaf, selain mengenalkan islam terlebih dahulu lalu menjadikan para mulaf menjadi mualaf yang islam kaffah.

Tugas berat itu didapuk pada Nyaiyu Hj. Atikah sebagai Ketua Mualaf Center Palembang guna membimbing ucapan kalimat syahadat, yakni belajar islam dari nol hingga menuju muslim yang sempurna menjalankan perintah agama.

Selain menjadi saksi masuknya islam, Mualaf Center Palembang juga membantu para mualaf untuk belajar mengenal islam melalui iqra, salat dan fiqih islam. Sejak pertama ia memeluk islam diberikan fasilitasi buku tata cara salat, mukenah atau sarung, sajadah, bacaan-bacaans islam, iqra dan Al-Qur’an.

“Setiap hari Kamis dan Sabtu juga kami bina belajar iqra, qur’an, praktik salat secara gratis,”ungkapnya, Senin (26/4/2021).

Baca Juga:Polda Sumsel Siapkan Empat Mobil Vaksinasi COVID 19 Datangi Lansia

Terdapat tiga golongan mualaf yaitu, mualaf khusus yaitu orang-orang yang diberi hidayah langsung oleh Allah untuk memeluk agama islam, mualaf islam yaitu orang-orang yang sudah beragama islam namun baru betul-betul mengenal islam saat belajar di mualaf center Palembang, dan yang ketika mualaf yang tergoncang imannya.

“Golongan ketiga ini biasanya untuk orang-orang yang masuk islam tapi tidak mendapat dukungan keluarga. Begitu ketauan keluarganya diminta kembali mengikuti kepercayaan semula,” ujarnya.

Pengertian mualaf bukan hanya sebatas orang yang masuk islam, tetapi juga orang yang dilembutkan hatinya atau lemah dalam agamanya. Di sanalah peran Atikah bersama lembaganya untuk mengajari orang-orang tersebut.

Setiap mengadakan majelis, biasanya jamah yang hadir bisa sampai 70 orang mualaf. Namun, semenjak pandemi Iamembatasi jumlah jamaah yang hadir sampai 30 atau 20 orang. Jamaahnya tersebut bisa mengikuti majelis sampai kapanpun mereka bersedia.

Mualaf center berkomitmen untuk membimbing mualaf sampai mampu menjadi islam yang kaffah yakni muslim yang betul-betul mengamalkan ajaran Qur’an dan Hadist.

Baca Juga:Akhir April, Serapan Vaksin COVID 19 Sumsel Belum Capai 80 Persen

 “Ada jamah yang sudah 10 tahun belajar di sini, dirinya mengaku malu jika harus bergabung di majelis sekitar rumahnya, apalagi di usia tidak muda tapi harus belajar islam nol.” ucapnya.

Sebelumnya, Atikah sudah 35 tahun sibuk dalam bidang kontraktor, akhirnya ia berhaji dan saat itu lah hatinya tersentuh untuk mengenal Allah lebih dekat sehingga memutuskan untuk berbisnis dengan Allah melalui pendirian Mualaf Center Palembang pada tahun 2004.

Kemudian ia perlahan meninggalkan bisnis kontraktornya. Banyak kesan yang terukir dalam ingatan Atikah mengenai para mualaf yang disaksikannya. Perasaan haru, bahagia hingga menerima respon negatif pun sudah biasa dialaminya.

Salah satunya, cerita lelaki remaja yang belum genap 17 tahun pernah datang kepadanya diantar orang tuanya untuk bersyahadat di Mualaf Center Palembang.

“Namanya Kelvin, remaja tersebut tertegun hatinya masuk islam karena sering melihat temannya salat berjamaah, dan merasa selalu menerima perlakuan baik dari teman muslim yang tidak sungkan menawarkan bantuan saat dirinya membutuhkan,” ujarnya.

Tantangan menjadi perantara orang-orang memeluk islam tak luput dari kisahnya. Ia pernah sampai dituntut karena dianggap memberikan pengaruh buruk sehingga seorang istri dan anak memeluk islam.

“Saat itu sedang majelis didatangi oleh enam pengacara, dilaporkan ke kepolisian karena suaminya tidak terima keluarga masuk Islam. Padahal orang tersebut datang sendiri kesini atas kemauan mereka tanpa kita bujuk rayu.” ujarnya.

Namun, hal tersebut hanya sebuah lika-liku untuk membantu di jalan Allah. Tantangan silih berganti selalu tabah ia jalani.

Karena menurut Nyanyu jika mau memeluk islam maka orang tersebut harus sungguh-sungguh dan tidak untuk mempermainkan agama serta siap menerima segala konsekuensi. Orang yang hendak menjadi seorang muslim tidak boleh karena terbujuk, terpaksa dan tidak memiliki maksud dan tujuan lain.

Hj. Atikah sebagai Ketua Mualaf Center Palembang [Fitria/suara.com]
Hj. Atikah sebagai Ketua Mualaf Center Palembang [Fitria/suara.com]

“Harus lillahita ‘ala, apalagi kalau ingin mualaf hanya karena pasangannya islam itu kita tunda dulu, islam bukan untuk main-main,” sambungnya.

Untuk menjadi muslim memang tidak sulit. Syaratnya hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat di hadapan saksi. Di Mualaf Center biasanya mualaf dituntun bersyahadat oleh Staff yayasan Amil Zakat Pusri H Ahmad Rivai dan disaksikan oleh Kanwil Kementrian Agama, Ketua Mualaf Center Palembang dan dua saksi lainnya.

Namun yang menjadi tantangan ialah menjalankan hari-hari berikutnya sebagai muslim yang harus teguh pendirian. “Masuk Islam di sini harus dibayar dengan menjadi islam yang kaffah,” ucapnya.

Kontributor: Fitria. 

REKOMENDASI

News

Terkini