Lapak Terancam Ditutup, Jika Menjual Dagangan Berformalin

Pemerintah kota Palembang mengeluarkan ancaman bagi pedagang yang masih membandel menjual bahan makanan mengandung bahan berbahaya seperti formalin.

Tasmalinda
Jum'at, 16 April 2021 | 05:04 WIB
Lapak Terancam Ditutup, Jika Menjual Dagangan Berformalin
Ilustrasi pasar tradisional di Bandung. [Antara] Lapak Terancam Ditutup, Jika Menjual Dagangan Berformalin

SuaraSumsel.id - Ancaman penutupan lapak kepada pedagang yang masih kedapatan menjual bahan dagangan berformalin selama Ramadhan.

Hal ini dtegaskan Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda saat melakukan inspeksi mendadak di pasar tradisional, Kamis (15/4/2021).

Menurut ia, pihaknya sudah cukup mendata pedagang yang bermasalah selama ini. Sehingga jika pun masih kedapatan pada pedagang yang sama dengan kesalahan yang sama, maka akan dilakukan pencabutan izin sewa lapak, alias penutupan lapan.

"Selama Ramadhan ini, bersama BPOM akan gencar sidak, ke pasar-pasar. Apalagi kita sudah cukup tahu, pedagang-pedagang yang bermasalah selama ini," ujar ia.

Baca Juga:Mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin Kembali Mangkir Panggilan Kejati

Dalam inspeksi selama beberapa hari terakhir, pihaknya masih menemukan sejumlah bahan pangan yang mengandung formalin dan bahan kimia berbahaya lainnya.

"Pedagang yang ketahuan menjual bahan pangan mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan masyarakat itu, diberikan peringatan keras dan dilakukan pengawasan aktivitas berdagangnya," tegas ia.

Jika pedagang yang dalam pengawasan tersebut kembali terbukti menjual bahan pangan yang mengandung formalin atau bahan kimia berbahaya lainnya, diberi sanksi berupa penutupan lapak usahanya dan diproses sesuai dengan UU perlindungan konsumen.

Ia menjelaskan pemberian sanksi tegas sudah saatnya dilakukan bagi pedagang yang terbukti menjual produk pangan tidak layak dikonsumsi atau mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

"Apalagi dominan masyarakat kita tengah berpuasa, dan sangat berhubungan dengan kesehatan pencernaan. Bagi anak-anak, akan mempengaruhi kualitas generasi kita," pungkasnya. (ANTARA)

Baca Juga:Tahun 2021, Sumsel Fokus Penanganan 10 Daerah Rawan Karhutla

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini