BI Sebut Ekonomi Sumsel Terkendali Jelang Ramadan

Menjelang Ramadan, Bank Indonesia (BI) mengatakan harga barang dan jasa masih terkendali.

Tasmalinda
Minggu, 28 Maret 2021 | 20:09 WIB
BI Sebut Ekonomi Sumsel Terkendali Jelang Ramadan
Pedagang sembako di Pasar Patra, Tanjung Duren, Jakarta, Selasa (19/12). BI Sebut Ekonomi Sumsel Terkendali Jelang Ramadan.

SuaraSumsel.id - Harga barang dan jasa yang tercermin di laju inflasi Sumatera Selatan (Sumsel) dinyatakan masih terkendali hingga Februari kemarin.

Data ini dirilis  Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel. Dalam data tersebut, Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan Sumsel pada bulan Februari 2021 mengalami deflasi sebesar -0,08 persen (mtm).

Sedangkan deflasi pada bulan ini terutama bersumber dari penurunan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

“Secara tahunan, provinsi mencatatkan inflasi sebesar 1,01 persen (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,37 persen. Realisasi inflasi ini juga lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional dan regional Sumatera yang masing-masing tercatat sebesar 1,38 persen (yoy) dan 1,44 persen (yoy),” kata. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel dalam laporannya, Hari Widodo, Jumat (26/3/2021).

Baca Juga:Usai Peristiwa Bom Bunuh Diri, Kapolda Sumsel Intruksikan Patroli Gereja

Dijelaskan Hari, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar -0,57 persen (mtm) dengan andil sebesar -0,57 persen (mtm). Deflasi tersebut didorong oleh penurunan harga subkelompok makanan terutama cabai merah, daging ayam ras, dan  telur ayam ras.

“Harga cabai merah pada bulan Februari 2021 mengalami penurunan rata-rata sebesar 6,85 persen, sementara daging dan telur ayam ras masing-masing mengalami penurunan rata-rata sebesar 4,18 persen dan 4.20 persen,” ungkapnya.

Penurunan daging dan telur ayam ras tersebut ditengarai adanya permintaan di tengah normalisasi produksi pasca berakhirnya kebijakan Kementerian Pertanian.

“Kementerian Pertanian memperpanjang kebijakan tersebut hingga 6 Maret 2021. Kita berharap perpanjangan ini mampu menekan proyeksi surplus pasokan di bulan Februari 2021 dan menjaga kestabilan harga daging dan telur ayam ras di kisaran Rp19 ribu hingga Rp21 ribu per kilogram,” terang ia

Kendati demikian, laju deflasi provinsi tertahan di komoditas bawang merah yang mengalami kenaikan akibat berakhirnya musim panen pada Februari lalu. Serta didorong dengan lajunya masa panan, faktor cuaca dan lain sebagainya.

Baca Juga:Prihatin Bom di Gereja Katedral, FKUB Sumsel: Itu Bukan Ajaran Agama

“Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga tercatat deflasi, pada bulan berjalan mengalami deflasi sebesar -0,69 persen dengan andil -0,18 persen (mtm) atau menurun dari bulan sebelumya sebesar 1,39 persen (mtm) dengan andil 0,36 persen,” imbuh Hari.

Ditambahkan Hari, kenaikan harga pada kelompok perumahan, air, litrik, gas dan bahan bakar rumah tangga menahan laju deflasi. Kelompok ini tercatat inflasi sebesar 0,31 persen (mtm) dengan sumbangan inflasi sebesar 0,06 persen yang bersumber dari peningkatan harga sewa rumah yang berlangsung sejak Januari 2021.

“Secara spasial, pada bulan Maret 2021 deflasi terjadi di kota sample IHK yaitu Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau. Kota Palembang tercatat -0,08 persen (mtm) dan Kota Lubuklinggau tercatat deflasi sebesar -0,10 persen (mtm),” ucapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini