2020, Tahun Terburuk Barcelona dan Kejenuhan Messi yang Memuncak

Performa Barcelona merosot di 2020 seiring dengan jenuhnya Lionel Messi.

Syaiful Rachman
Kamis, 31 Desember 2020 | 22:10 WIB
2020, Tahun Terburuk Barcelona dan Kejenuhan Messi yang Memuncak
Penyerang Barcelona Lionel Messi menutupi wajahnya usai timnya dikalahkan Bayern Muenchen di akhir pertandingan sepak bola perempat final Liga Champions antara Barcelona melawan Bayern Muenchen di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal, Sabtu (15/8/2020) dini hari WIB. [Fpto/AFP]

SuaraSumsel.id - Tahun 2020 tercatat sebagai tahun penuh musibah bagi Barcelona dan juga sang megabintang Lionel Messi. Di tahun ini, Barcelona kehilangan gelar La Liga dan menelan kenyataan pahit di kompetisi Eropa yang membuat Messi kehilangan gairah.

Fakta menyebutkan jika tahun 2020 merupakan tahun berliku bagi seorang Messi yang selama ini begitu loyal dan setia kepada Barcelona FC.

Mulai dari peristiwa 'Barca gate', tiga pelatih dalam satu tahun, dipermalukan di Liga Champions, hingga burofax di musim panas yang sempat membuat gaduh jagad sepak bola dan membuat fans Barcelona bersedih.

Jika virus Covid-19 menjadi topik berita paling hangat tahun ini, maka apa yang terjadi dengan Messi di Barcelona rasanya pantas disebut sebagai kisah olahraga terpanas dalam 12 bulan terakhir.

Baca Juga:Daftar Legenda Eropa Meninggal Dunia di 2020, Salah Satunya Mentor Messi

Laga perempat final Liga Champions Bayern Munich vs Barcelona (Kolase foto/AFP)
Laga perempat final Liga Champions Bayern Munich vs Barcelona (Kolase foto/AFP)

Tanggal 14 Agustus akan menjadi tanggal yang tidak pernah dilupakan oleh pemain berusia 33 tahun itu. Tanggal di mana Barcelona dibantai Bayern Munich 8-2 di ajang Liga Champions.

Tanggal yang mengawali puncak kejenuhan pemain berjuluk La Pulga di Camp Nou.

Kebijakan Josep Maria Bartomeu Membuat Hati Messi Kian Hancur

Beberapa hari usai Barcelona dihancurkan Bayern Munich, kabar pemecatan Quique Setien mencuat. Messi pun mengirim burofax, dan menyatakan ingin pergi.

Namun kegaduhan tersebut mereda, setelah Barcelona mendapat dukungan penuh dari presiden La Liga Javier Tebas. Di mana mereka akhirnya berhasil memaksa Messi bertahan hingga akhir kontraknya pada Juni 2021.

Baca Juga:Kaleidoskop 2020: Bayern Juara Liga Champions, Liga Europa Milik Sevilla

Presiden Barcelona saat itu, Josep Maria Bartomeu, pun kembali mengundang kontroversi dengan menunjuk Ronald Koeman sebagai pelatih baru Blaugrana.

Reaksi kapten Barcelona Lionel Messi saat menghadapi Sevilla di ajang La Liga di Camp Nou pada 4 Oktober 2020. [AFP]
Reaksi kapten Barcelona Lionel Messi saat menghadapi Sevilla di ajang La Liga di Camp Nou pada 4 Oktober 2020. [AFP]

Kebijakan awal yang diambil Koeman ketika itu bisa diartikan dua hal, bodoh atau memang benar-benar berani.

Sejumlah pemain langsung ditendang Koeman, termasuk sahabat Messi, Luis Suarez. Sempat memicu perdebatan sengit, Suarez pada akhirnya merapat ke Atletico Madrid.

Alhasil dengan kebijakan Koeman, Barcelona saat ini belum mampu menembus tiga besar klasemen sementara La Liga. Hingga jornada 16, Barcelona masih tertahan di posisi enam.

Ketajaman Messi pun terjun bebas. Tidak seperti musim-musim sebelumnya, Messi minim gol musim ini.

Melakoni lebih dari 20 pertandingan di semua kompetisi, baru 19 gol dicetak oleh pemain Argentina itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini