Bisa Picu Depresi, Ini Bahaya Main Media Sosial hingga 5 Jam Sehari

Terlalu sering main media sosial disebut tidak baik untuk kesehatan mental.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Shevinna Putti Anggraeni
Jum'at, 11 Desember 2020 | 10:54 WIB
Bisa Picu Depresi, Ini Bahaya Main Media Sosial hingga 5 Jam Sehari
Ilustrasi media sosial. [Shutterstock]

SuaraSumsel.id - Banyak orang merasa kesulitan jika diminta jauh dari ponsel mereka, apalagi mengurangi waktu bermain media sosial. Aktivitas orang memainkan gawainya pun semakin tinggi di tengah pandemi.

Para ahli pun memperingatkan bahwa memainkan ponsel secara konstan dapat menyebabkan depresi. Sebuah penelitian menemukan orang yang menghabiskan waktu lima jam sehari di media sosial akan tiga kali lebih berisiko mengalami depresi, dibandingkan mereka yang hanya memainkannya kurang dari dua jam.

Lebih dari 1.000 orang dewasa muda Amerika yang mengikuti penelitian tersebut. Tujuannya, melacak berapa banyak orang yang mengembangkan gejala depresi selama 66 bulan.

Para ahli percaya bahwa obsesi memainkan sosial media, seperti Instagram, Twitter, Reddit, SnapChat, dan Facebook banyak terjadi di antara kaum muda yang menjalin persahabatan.

Baca Juga:Vaksin Masuk RI, Pengusaha Optimis Ekonomi Rebound di 2021

Kecanduan bermain media sosial juga mampu menurunkan motivasi anak-anak untuk berpergian dan mencapai tujuannya dalam berkarir di mana bisa memicu emosi negatif.

Ilustrasi gadget (Oleg Magni / unsplash.com)
Ilustrasi gadget (Oleg Magni / unsplash.com)

Remaja juga cenderung membandingkan dirinya sendiri dengan gaya hidup orang lain yang terkesan sempurna, contohnya mengedit foto dengan aplikasi. Menurut ahli, mereka tak mungkin melakukan itu jika tidak merasa berharga atau membandingkan dirinya dengan orang lain.

Studi besar di American Journal of Preventive Medicine adalah yang pertama kalinya menghubungkan antara kebiasaan bermain media sosial dan depresi.

Dr Brian Primack, profesor kesehatan masyarakat di Universitas Arkansas mengatakan bahwa sebagian besar penelitian sebelumnya di bidang ini meninggalkan pertanyaan tentang ayam dan telur.

"Kami tahu dari penelitian besar lainnya bahwa depresi dan penggunaan media sosial cenderung berjalan beriringan. Namun, susah untuk mengetahui mana yang lebih dulu menjadi penyebabnya," jelas Dr Brian seperti dikutip dari The Sun.

Baca Juga:Jangan Lagi Dipakai, Face Shield Tak Efektif Cegah Virus Corona

Studi baru ini menyoroti penggunaan media sosial yang tinggi menyebabkan peningkatan risiko depresi. Hanya saja, depresi juga tidak menyebabkan perubahan apapun dalam intensitas penggunaan media sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini