Besok, Pertunjukan Seni Tari Berpanggung Sungai Musi Tampil Live Streaming

Pertunjukkan seni tari Rahim Sungai Musi tampil live streaming besok.

Tasmalinda
Senin, 12 Oktober 2020 | 13:12 WIB
Besok, Pertunjukan Seni Tari Berpanggung Sungai Musi Tampil Live Streaming
Para pemain seni pertunjukan Rahim Sungai Musi (dok. Panitia)

SuaraSumsel.id - Pertunjukan seni tari berjudul Rahim Sungai Musi tampil live streaming di akun YouTube Rumah Sriksetra pada 13 Oktober 2020, besok.

Penampilan seni tari ini yang menjadikan Sungai Musi sebagai panggung pertunjukan ini berlangsung pada pukul 14.00 WIB dengan durasi 30-45 menit.

Koreografer Sonia Anisah Utami menceritakan latar belakang karya ialah adanya dua persoalan besar yang dialami oleh Sungai Musi bersama dengan komunitas yang bermukim di sekitarnya.

Poster pertunjukkan seni tari Rahim Sungai Musi (dok.panitia)
Poster pertunjukkan seni tari Rahim Sungai Musi (dok.panitia)

“Persoalan pertama mengenai kondisi fisik Sungai Musi yang memprihatinkan, seperti adanya pendangkalan, abrasi, air yang juga dipenuhi limbah. Baik limbah dari aktivitas perkebunan dan pertambangan di wilayah hulunya, juga pabrik pengolahan karet, pupuk, perkapalan serta sampah perkotaan dan rumah tangga,” ujarnya kepada SuaraSumsel.Id, Senin (12/10/2020).

Baca Juga:Tuntut Jalan Tambang Dialihkan Dari Hutan, Formaphsi Surati Presiden Jokowi

Persoalan yang kedua ialah, perubahan lanskap Sungai Musi yang berdampak pada perilaku budaya masyarakat. Komunitas antar kelompok masyarakat yakni antar etnis mulai menurun, dengan berbagai tradisi seperti kesenian komunal mulai ditinggalkan.

“Guna merespon itu, saya menyikapinya dengan karya tari yang berpijak pada dasar ekologi dan budaya. Saya memahami Sungai Musi sebagai sumber peradaban masa lalu yang meleburkan berbagai etnis dan budaya yang datang dan menetap kemudian melahirkan kebudayaan baru yang lebih terbuka,” terangnya.

Karya ini didukung oleh 43 perempuan dari berbagai wilayah aliran delapan anak Sungai Musi.

Sonia mengungkapkan alasan mengapa melibatkan perempuan dalam karya Rahim Sungai Musi, yakni bersumber dari tokoh perempuan di Sumatera Selatan bernama Ratu Sinuhun.

“Ratu Sinuhun menulis kitab undang-undang adat Simbur Cahaya. Di dalam kitab itu, istri Pangeran Sido Ing Kenayan yang memimpin Palembang dari 1636-1642, pranata hukum dan kelembagaan adat masyarakat yang sebagian besar hidup di tepian sungai,” terang ia.

Baca Juga:Cegah Covid 19, PSSI Sumsel Hentikan Lima Kompetisi

Para pemain seni pertunjukan Rahim Sungai Musi (dok. Panitia)
Para pemain seni pertunjukan Rahim Sungai Musi (dok. Panitia)

Selain itu, sambung Sonia, kaum perempuan lebih banyak terlibat aktifitas di sekitar Sungai Musi, baik terkait rumah tangga, ekonomi maupun lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, perempuan mampu membangun komunikasi atau menggalang solidaritas terhadap apa yang mereka percaya atau yakini.

“Pada karya Rahim Sungai Musi ini, saya mencoba menandai lebih dulu keberadaan manusia dengan lingkungan atau alam semesta. Kemudian mencari keterhubungan dari gerak semesta khususnya sungai dengan tiga dunia sekaligus, dunia nyata karya itu sendiri, dunia spiritulitas," tutup ia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini