Letjen Ahmad Yani Diceritakan Resmikan Jembatan Ampera, Ini Klarifikasinya

Peresmian Jembatan Ampera tidak dihadiri Letjen Ahmad Yani pada akhir September 1960, atau sehari sebelum Gestok.

Tasmalinda
Minggu, 11 Oktober 2020 | 11:15 WIB
Letjen Ahmad Yani Diceritakan Resmikan Jembatan Ampera, Ini Klarifikasinya
Jembatan Ampera yang membelah Sungai Musi. (Foto: AntaraWidodo S. Jusuf)

Menurut Gubernur, hadiah tersebut berupa jembatan yang megah di jantung kota Palembang dan menjadi kebanggan masyarakat Palembang pada khususnya dan Sumatera Selatan pada umumnya.

“Jembatan Musi yang megah tersebut, sebagai pernyataan terima kasih, kepada Paduka Jang Mulia (PJM), Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan Pemimpin besar revolusii diberi nama Djambatan Bung Karno,” tulisan di buku tersebut.

Pemberian nama tersebut sudah terlebih dahulu dibahas dalam sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong (DPRD GR) Sumatera Selatan secara aklamasi. Sidang memutuskan menamai Jembatan Musi itu dengan Djemabtan Soekarno atau Bung Karno.

Pemberian nama Bung Karno terhadap jembatan tersebut sebagai simbolisme terima kasih rakyat Sumatera Selatan kepada peranan dan dedikasi Soekarno dalam merealisasikan cita-cita masyarakat lokal Palembang dan Sumsel.

Baca Juga:Gubernur Sumsel Herman Deru Dukung Penolakan UU Omnibus Law

Dalam buku itu itu ditulis, menciptakan Palembang pasca kolonial, mau tidak mau Paduka Jang Mulia Soekarno memainkan kontrol yang tidak kecil.

Jika bukan karena Soekarno, barang kali jembatan di atas Sungai Musi yang menjadi impian warga kota sulit untuk dibangun di kota Palembang.

Jembatan Ampera pada ,asa awa; sebagai hasil revisi Soekarno (jepretan buku Venesia dari Timur)
Jembatan Ampera pada masa awal sebagai hasil revisi Soekarno (jepretan buku Venesia dari Timur)

“Bagi Soekarno membangun Palembang, ialah membangun Indonesia. Membangun Jembatan Sungai Musi bukan hanya kebutuhan masyarakat Palembang melainkan masyarakat seluruh Indonesia. Karena itu, Indonesia harus dikotakan dalam kota Palembang bersamaan dengan pembangunan Jembatan Musi,” tulisan di buku itu.

Dalam kunjungan di Palembang selama dua hari, Soekarno menyempatkan berlayar di Sungai Musi sekaligus melihat bakal lokasi pembangunan proyek Jembatan Musi.

Pelayaran ini diikuti oleh lebih kurang 400 buah motor tempel dari berbagai daerah antara lain, dari Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Ilir Banyuasin, dan kota Palembang.

Baca Juga:Jokowi Menjawab, Silakan Pasal UU Omnibus Law Diuji di MK

Dalam pelayaran itu, Presiden Soekarno memeriksa proyek pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Musi tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini