Tasmalinda
Jum'at, 28 November 2025 | 17:07 WIB
ilustrasi tumbler kopi Tuku, tumbler ini sedang viral di jagat maya. (instagram.com/tokokopituku)
Baca 10 detik
  • Viralitas hilangnya tumbler Tuku menarik perhatian publik terhadap harga merchandise kopi lokal tersebut.
  • Harga resmi tumbler Tuku berkisar dari Rp65.000 hingga mencapai Rp450.000 tergantung jenis.
  • Kasus kehilangan ini memicu lonjakan pembelian merchandise Tuku karena faktor rasa penasaran dan *hype*.

SuaraSumsel.id - Drama hilangnya tumbler Tuku milik seorang penumpang KRL beberapa hari terakhir berhasil menyita perhatian publik. Unggahan pemilik tumbler yang menyebut barangnya hilang di kereta membuat warganet ramai membahas peristiwa ini, hingga berujung pada permintaan maaf dan klarifikasi soal status petugas KAI yang sempat dituduh terkena pemecatan.

Namun ada hal menarik lainnya dari fenomena ini: rasa penasaran besar publik mengenai harga tumbler Tuku. Banyak warganet baru menyadari bahwa merchandise kedai kopi lokal tersebut ternyata memiliki rentang harga cukup tinggi dan bahkan dijual sampai ratusan ribu rupiah.

Berdasarkan daftar harga resmi merchandise yang dirangkum, tumbler Tuku dijual mulai dari Rp65.000 hingga Rp450.000, tergantung ukuran, bahan, dan jenis edisi. Varian paling terjangkau adalah botol plastik BPA-Free 600 ml yang dibanderol Rp65.000 .

Untuk jenis berbahan stainless steel, harganya melonjak signifikan. Tumbler stainless 350 ml tanpa handle dihargai Rp200.000, sedangkan 350 ml dengan handle dibanderol Rp225.000 . Ada juga tumbler stainless 650 ml ber-handle yang dipasarkan seharga Rp250.000 .

Bagi penggemar edisi spesial, Tuku9 menjadi pilihan populer dengan harga Rp199.000 . Sementara varian kolaborasi bersama jenama kreatif dilepas dengan harga lebih tinggi — seperti Tuku × Chalo Lab 780 ml yang dijual Rp450.000, serta Tuku × Chako Lab 1.150 ml yang dipatok Rp350.000 .

Lonjakan minat terhadap tumbler ini pun langsung terjadi setelah kasus kehilangan viral. Banyak orang mengaku membeli bukan hanya karena fungsi, melainkan rasa penasaran dan hype media sosial. Fenomena ini menjadi bukti kuat bahwa Tuku telah berhasil membangun kedekatan emosional dengan pelanggannya — di mana sebuah merchandise sederhana mampu memiliki nilai simbolik, bahkan menjadi topik nasional hanya karena hilang.

Di tengah tingginya atensi publik terhadap isu ini, tren pembelian merchandise brand kopi diprediksi akan semakin meningkat. Kasus tumbler Tuku memperlihatkan bahwa loyalitas konsumen di era digital dapat membentuk identitas gaya hidup baru, di mana sebuah botol minum tidak hanya soal fungsi, tetapi juga ekspresi preferensi dan keanggotaan budaya urban.

Load More