Tasmalinda
Selasa, 16 September 2025 | 12:00 WIB
ilustrasi cacing gelang
Baca 10 detik
  • Seorang balita di Desa Sungai Petai, Seluma, Bengkulu, mengejutkan warga setelah mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidungnya.
  • Kondisi lingkungan rumah yang tidak layak serta kebersihan diri yang kurang terjaga disebut Dinkes Seluma sebagai pemicu utama kasus cacingan.
  • Kasus ini menjadi pengingat serius bagi orang tua untuk disiplin menjaga kebersihan anak dan rutin memberikan obat cacing setiap enam bulan sekali.
[batas-kesimpulan]

SuaraSumsel.id - Warga Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Bengkulu, mendadak digemparkan oleh peristiwa yang dialami seorang balita bernama Khaira Nur Sabrina (1 tahun 8 bulan). Pada Minggu (14/9/2025) sekitar pukul 18.00 WIB, bocah malang ini tiba-tiba mengeluarkan cacing gelang (Ascaris) dari mulut dan hidungnya.

Kedua orang tuanya, Prengki (25) dan Yanti Hartuti (24), panik bukan kepalang. Mereka segera membawa putrinya ke RSUD Tais. Sesampainya di rumah sakit, balita dengan berat hanya 8 kilogram itu langsung dirawat di ruang ICU.

Kondisinya cukup mengkhawatirkan, lantaran mengalami demam tinggi, batuk berdahak, gelisah, dan diduga menderita bronkopneumonia atau infeksi paru-paru.

Lebih mengejutkan lagi, selama perawatan, Khaira beberapa kali kembali mengeluarkan cacing dari mulut, baik di malam hari maupun pada keesokan paginya.

Kepala Dinas Kesehatan Seluma, Rudy Syawaludin, membenarkan kasus tersebut. Ia menjelaskan bahwa cacingan pada anak kerap terjadi akibat lingkungan yang tidak layak serta kebersihan diri yang kurang terjaga.

“Faktor utama penyebab cacingan adalah kondisi lingkungan rumah yang tidak sehat. Selain itu, kebersihan diri anak-anak yang kurang terjaga juga memicu infeksi cacing,” kata Rudy.

Padahal, petugas posyandu di wilayah tersebut sudah rutin memberikan obat cacing. Namun sayangnya, Khaira tidak mengonsumsi obat tersebut, sehingga infeksi cacing berkembang parah.

“Kondisi anak ini memang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Saat ini keduanya mendapat pendampingan dari tim medis. Kami juga akan terus mengawasi agar keluarga bisa lebih memperhatikan kebersihan serta pola hidup sehat,” tegasnya.

Kasus ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat, bahwa penyakit cacingan masih mengintai anak-anak Indonesia. Menurut dokter, infeksi cacing tidak hanya menyebabkan tubuh kurus dan anemia, tetapi juga bisa mengganggu tumbuh kembang anak.

Baca Juga: Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya

Dinkes pun mengimbau orang tua agar lebih disiplin dalam memberikan obat cacing minimal setiap enam bulan sekali, menjaga sanitasi rumah, serta memastikan anak-anak mencuci tangan sebelum makan dan setelah bermain.

Load More