2. Sepatu Jalan (Walking Shoes): Fokus pada Stabilitas & Transisi Mulus
Berjalan adalah gerakan "menggelinding" dari tumit ke ujung kaki. Benturannya lebih rendah, namun butuh dukungan yang konsisten di seluruh telapak kaki.
Bantalan (Cushioning): Ada, tapi tidak sebanyak sepatu lari. Fokusnya adalah kenyamanan yang merata, bukan penyerapan benturan ekstrem. Bantalannya lebih padat dan stabil.
Fleksibilitas: Sangat fleksibel di seluruh bagian sol. Ini memungkinkan kaki Anda bergerak dan "menggelinding" secara alami dari tumit ke jari dengan mulus tanpa ada bagian yang terasa kaku.
Heel-to-Toe Drop: Biasanya lebih rendah atau bahkan nol. Desain ini mendukung postur berjalan yang lebih alami di mana tumit tidak terlalu ditinggikan.
Seringkali memiliki fitur stabilitas yang baik untuk menjaga kaki tetap pada posisinya selama siklus berjalan yang berulang.
Kapan harus dipakai? Untuk jalan santai, jalan cepat (brisk walking), traveling dengan banyak jalan kaki, atau pekerjaan yang menuntut Anda berdiri lama.
3. Sneaker Biasa (Lifestyle/Fashion Sneakers): Fokus pada Estetika
Ini adalah kategori terluas, mencakup Adidas Samba, Nike Dunk, Converse, hingga Vans. Prioritas utama mereka adalah gaya, bukan performa atletik.
Baca Juga: Rekomendasi Sepatu Lari Nike untuk Anak, Sangat Ringan Dengan Bantalan Busa Empuk
Bantalan (Cushioning): Sangat minimalis atau bahkan tidak ada sama sekali (misalnya sol karet datar pada Vans atau Converse). Cukup untuk penggunaan kasual, tapi tidak untuk aktivitas berulang dengan benturan tinggi.
Fleksibilitas: Bervariasi. Ada yang kaku, ada yang fleksibel, tapi tidak dirancang berdasarkan biomekanik gerakan tertentu.
Dukungan: Umumnya datar dan menawarkan sedikit sekali dukungan lengkungan kaki (arch support) atau kontrol gerak. Sneaker basket retro seperti Air Jordan 1 memang punya dukungan lateral, tapi solnya keras dan tidak cocok untuk lari.
Material: Mengutamakan tampilan. Bahan seperti suede, kulit premium, atau kanvas tebal sering digunakan, yang biasanya lebih berat dan kurang "bernapas" dibanding sepatu lari.
Kapan harus dipakai? Untuk aktivitas harian dengan intensitas rendah, seperti ke kampus, ke kantor (jika diizinkan), atau nongkrong bersama teman.
Mengapa Ini Sangat Penting Anda Ketahui?
Tag
Berita Terkait
-
Rekomendasi Sepatu Lari Nike untuk Anak, Sangat Ringan Dengan Bantalan Busa Empuk
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Wanita yang Slim Tapi Tetap Nyaman Dan Empuk
-
Alasan di Balik Harga Fantastis Sepatu Adidas Ultraboost: Bisa Lari Lebih Cepat?
-
Keistimewaan Sepatu Lari New Balance 550 Hingga Harganya Fantastis
-
8 Sepatu Adidas Wajib Punya 2025: Investasi Gaya Jangka Panjang
Terpopuler
- Pemain Terbaik Liga 2: Saya Siap Gantikan Ole Romeny!
- Pemain Arsenal Mengaku Terbuka Bela Timnas Indonesia
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- 4 Sedan Bekas Murah di Bawah Rp 30 Juta: Perawatan Mudah, Cocok untuk Anak Muda
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
Pilihan
-
Jokowi Hari Ini Diperiksa di Mapolresta Solo, Tunjukkan Ijazah Asli?
-
Jelang Super League, PSIM Yogyakarta Ziarahi Makam Raja: Semangat Leluhur untuk Laskar Mataram
-
Hasil Piala AFF U-23 2025: Thailand Lolos Semifinal dan Lawan Timnas Indonesia U-23
-
42 Ribu Pekerja Terkena PHK di Tahun Pertama Prabowo Menjabat
-
BPK Ungkap Rp3,53 Triliun Kerugian Negara dari Era SBY Hingga Jokowi Belum Kembali ke Kas Negara
Terkini
-
Mulai 1 Agustus, Minyak dari Sumur Rakyat Boleh Dijual ke Pertamina, Cuan Besar Menanti?
-
Gen Z Palembang Diajak Tak Cuma Pintar Main Gadget, tapi Juga Cerdas Investasi Saham
-
Adidas BOOST vs Nike React: Duel Bantalan Sepatu, Mana Juaranya?
-
Atap Garasi Minimalis 6x12: Ini 4 Material Terbaik Biar Mobil Aman dan Rumah Tetap Keren!
-
Kisah Adidas Samba: Dari Sepatu Bola Jadul Jadi Incaran Semua Orang