SuaraSumsel.id - Industri pinjaman online di wilayah Sumatera bagian selatan (Sumbagsel) menunjukkan geliat signifikan sepanjang satu tahun terakhir.
Berdasarkan data Siaran Pers Sektor Jasa Keuangan di wilayah Sumbagsel, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Maret 2025, jumlah penerima pinjaman (borrower) melonjak drastis hingga 898.767 akun, naik 70,72 persen dibandingkan Maret 2024 yang hanya 526.460 akun.
Kepala OJK Sumsel Arifin Susanto mengatakan kenaikan ini mencerminkan semakin tingginya minat masyarakat untuk mengakses pendanaan cepat lewat kanal digital, khususnya melalui platform financial technology (fintech) peer-to-peer lending yang kini semakin menjamur di berbagai kota dan kabupaten.
Namun, di sisi lain, terjadi hal lain pada sisi pemberi pinjaman (lender).
Jumlah akun pemberi pinjaman justru menyusut dari 34.733 akun pada Maret 2024 menjadi 22.872 akun pada Maret 2025, atau anjlok hingga 34,15 persen secara tahunan (yoy).
Ini mengindikasikan adanya penurunan minat atau kepercayaan dari investor retail terhadap platform pinjaman online.
Meski begitu, secara total dana yang disalurkan tetap tinggi, yaitu Rp1,4 triliun, dengan outstanding pinjaman mencapai Rp4,77 triliun.
Artinya, meski jumlah lender menurun, nilai pinjaman tetap terjaga berkat konsentrasi dari lender besar atau institusi.
Faktor Pendorong Lonjakan Peminjam
Baca Juga: Banser Turun ke Tribun, GP Ansor Sumsel Siap Kawal Sriwijaya FC di Laga Home
Lonjakan peminjam (borrower) tak lepas dari makin agresifnya promosi aplikasi pinjol, kemudahan verifikasi identitas, dan kebutuhan masyarakat akan dana cepat tanpa agunan.
Pandemi yang mengubah pola konsumsi dan rendahnya akses kredit perbankan formal turut mempercepat adopsi pinjaman berbasis digital.
Sayangnya, peningkatan ini juga menyimpan potensi risiko baru.
Rasio kredit macet (Non Performing Financing/NPF) di wilayah Sumbagsel masih dalam batas aman, terendah di Sumsel (2,05%), namun tertinggi di Bengkulu (2,95%). Ini menjadi sinyal bagi regulator dan platform pinjol agar tetap menjaga kualitas penyaluran dana.
Jenis pinjaman yang paling dominan di Sumbagsel adalah pembiayaan multi guna, diikuti oleh pembiayaan investasi dan modal kerja.
Ke depan, tantangan utama yang perlu diatasi adalah peningkatan literasi keuangan, penguatan sistem mitigasi risiko, serta perlindungan konsumen dari jeratan pinjaman ilegal.
Tag
Berita Terkait
-
Viral Dukun Palsu Tipu WNA Pakistan di Palembang, Modusnya Bikin Merinding
-
Bukan Ekonom, Tapi Jadi Komisaris Garuda? Ini Profil Mawardi Yahya
-
Mawardi Yahya Kalah Pilgub, Tapi Malah Jadi Komisaris Garuda, Hadiah Politik?
-
Jarak Pandang di Palembang Anjlok sampai 1.500 Meter, Apakah karena Kebakaran Lahan?
-
Kopi Sumsel Siap Ekspor, Ini Strategi 'Closed Loop' OJK yang Buka Akses untuk Petani
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
Besok, Mees Hilgers Hengkang dari FC Twente, Menuju Crystal Palace?
-
Pemain Keturunan Liga Inggris Bahas Timnas Indonesia, Ngaku Punya Sahabat di Skuad Garuda
-
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
Terkini
-
Euromoney: BRI Menyelenggarakan 2.037 Sesi Literasi Keuangan untuk Kelompok Terpinggirkan
-
Bukan Sriwijaya FC, Klub Inilah yang Diincar Sumsel United Jelang Championship 2025/26
-
Apakah Sumsel United Bakal Tantang Sriwijaya FC di GSJ Jelang Championship 2025/26?
-
Jelang Championship 2025/26, Sumsel United Berani Adu Gengsi di Laga Kandang
-
Tumbuh 41%, QLola by BRI Buktikan Peran sebagai Tulang Punggung Pengelolaan Keuangan Era Digital