Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 01 Juli 2025 | 19:55 WIB
Kepala OJK Sumsel Arifin Susanto mengenalkan beragam kopi Sumsel

SuaraSumsel.id - Sumatera Selatan kembali menegaskan diri sebagai lumbung kopi nasional yang siap menembus pasar ekspor dunia.

Lewat sinergi antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Provinsi Sumsel, skema pembiayaan inklusif berbasis ekosistem closed loop resmi diluncurkan dalam kegiatan Penyerahan Simbolis Akses Keuangan dan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Penguatan Ekosistem Closed Loop Guna Mendukung Keberlanjutan Ekspor Kopi Sumatera Selatan” di Gedung OJK Sumsel.

Langkah ini bukan sekadar seremonial.

Lebih dari 198 ribu petani dan pelaku usaha kopi di Sumsel akan langsung merasakan manfaat dari pembiayaan produktif melalui Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan), model pembiayaan yang disalurkan langsung ke kelompok tani untuk mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas hasil panen.

Baca Juga: Sriwijaya Economic Forum 2025: BI Sumsel Fokuskan Strategi Ketahanan Pangan Berkelanjutan

“Sumatera Selatan punya potensi luar biasa di sektor kopi. OJK ingin memastikan potensi ini bisa dikapitalisasi secara maksimal melalui akses keuangan yang inklusif,” ujar Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK RI dalam sambutannya.

Konsep closed loop yang diterapkan bukan sekadar jargon kebijakan.

Sistem ini menjadi kerangka kerja konkret untuk mengintegrasikan hulu-hilir yakni dari produksi di tingkat petani, pembiayaan oleh lembaga keuangan, pengolahan, hingga akses ke pasar domestik dan internasional.

Inilah yang disebut inklusi keuangan berbasis komoditas unggulan, sebuah pendekatan baru yang diharapkan mampu menjawab stagnasi produktivitas pertanian.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel, Edward Candra, menyambut hangat kolaborasi ini.

Baca Juga: SEF 2025: Sumsel Produksi Padi Ke 5 Nasional, Tapi Indeks Ketahanan Pangan Terpuruk?

Ia menyebutnya sebagai langkah konkret menyusun peta jalan ekspor kopi berkelanjutan, yang ke depannya dapat diperluas ke sektor pangan strategis lainnya.

Sementara itu, Kepala OJK Sumsel Arifin Susanto menegaskan bahwa strategi pembiayaan ini dirancang langsung menyasar akar persoalan petani.

“Model closed loop ini bukan hanya menjamin pembiayaan alsintan, tapi juga memastikan panen mereka layak ekspor. Dampaknya bisa langsung terasa bagi perekonomian Sumsel,” jelas Arifin.

Sebagai bagian dari langkah akselerasi, OJK Sumsel juga menggandeng Pemprov Sumsel mendirikan Sultan Muda Sumsel Center (SMSC) , yakni sebuah inkubator usaha, pusat pelatihan, dan hub koneksi bisnis yang kini resmi beroperasi di Gedung OJK Sumsel. SMSC menjadi kawah candradimuka bagi pelaku usaha muda, termasuk dari sektor kopi, untuk mengasah kapasitas teknis, manajerial, hingga strategi ekspor yang kompetitif di pasar global.

Dengan sistem ini, OJK dan Pemprov Sumsel tidak hanya membukakan jalan ke pasar internasional, tetapi juga mempersenjatai para petani dan pelaku usaha dengan keahlian serta jaringan yang mereka butuhkan.

Kini, Sumatera Selatan tak lagi hanya dikenal karena kopi robustanya yang harum dan kuat, tapi juga sebagai provinsi pionir pembiayaan pertanian berbasis ekosistem inklusif.

Load More