Ia mengakui bahwa meskipun buku ini masih memiliki kekurangan di beberapa bagian, namun nilai kontribusinya terhadap pelestarian sejarah lokal tidak bisa diabaikan.
“Buku ini adalah warisan penting, tidak hanya bagi NU, tetapi juga untuk masyarakat Sumsel dan akademisi yang ingin menggali sejarah Islam di luar Jawa,” tegasnya.
Sebagai catatan, buku Sejarah Nahdlatul Ulama Sumatera Selatan 1926–2025 ini juga direkomendasikan untuk dicetak penuh warna pada bagian dokumentasi visual agar dapat menjadi referensi akademik yang lebih komprehensif.
Beberapa dokumen yang bernilai arsip juga disarankan untuk dicetak utuh satu halaman agar tak kehilangan detail penting.
Secara keseluruhan, buku ini tak hanya menjadi dokumen sejarah, tetapi juga simbol penting perlawanan narasi lokal terhadap dominasi sejarah nasional yang seringkali mengabaikan daerah.
Buku ini hadir sebagai saksi bisu perjalanan NU di Sumsel—dari masa penjajahan, revolusi, hingga era demokrasi digital—yang semuanya tak lepas dari peran tokoh-tokoh besar NU di Palembang dan sekitarnya.
Turut hadir dalam diskusi ini antara lain sejarawan UIN Raden Fatah Palembang Dr (Cand) Kemas Ari Panji MSi, Dosen Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang Dr Hj Choirun Niswah MAg, dan tokoh muda NU Sumsel sekaligus Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Fatah Palembang, Muhammad Setiawan SH MH. Penulis buku, Ahmad Dailami, juga hadir langsung dalam acara tersebut bersama puluhan mahasiswa.
Turut hadir dalam diskusi ini antara lain sejarawan UIN Raden Fatah Palembang Dr (Cand) Kemas Ari Panji MSi, Dosen Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang Dr Hj Choirun Niswah MAg, dan tokoh muda NU Sumsel sekaligus Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Fatah Palembang, Muhammad Setiawan SH MH. Penulis buku, Ahmad Dailami, juga hadir langsung dalam acara tersebut bersama puluhan mahasiswa.
Baca Juga: 5 Jurus Jitu Koperasi Merah Putih Bikin Pengrajin Songket Sumsel Go Digital
Berita Terkait
-
5 Jurus Jitu Koperasi Merah Putih Bikin Pengrajin Songket Sumsel Go Digital
-
PTBA Peringati Hari Lahir Pancasila: Mengukuhkan Nilai Kebangsaan dan Kontribusi untuk Negeri
-
5 Fakta Viral Orang Tua di Sumsel Bawa Anak Pecandu Sabu ke Barak Dedi Mulyadi
-
Sumsel Jadi Pelopor Rp 250 Triliun Dana Koperasi Merah Putih, Desa Anda Kebagian?
-
Herman Deru Tanggapi Warga Sumsel Bawa Anak ke Barak Dedi Mulyadi: Kenapa Tak ke BNN?
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
- 5 Rekomendasi Mobil Tua Irit BBM, Ada yang Seharga Motor BeAT Bekas
Pilihan
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
-
TikTok Hadirkan Fitur Shared Feed untuk Tingkatkan Interaksi Pengguna
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
Terkini
-
5 Bedak Tabur untuk Mengatasi Wajah Berminyak dengan Harga di Bawah 50 Ribu
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
-
Cek Fakta: Masjid Selamat, Rumah Hanyut Diterjang Banjir, Fakta atau Rekayasa AI?
-
Sumsel Terancam Hujan Lebat 5 Hari ke Depan, BMKG: Banjir hingga Angin Kencang Perlu Diwaspadai
-
LBH Palembang Perkuat Perjuangan Struktural, Pastikan Akses Keadilan untuk Rakyat