SuaraSumsel.id - Rasa bahagia menyambut kelulusan anak kelas VI Sekolah Dasar (SD) berubah menjadi kegelisahan dan keluhan bagi sejumlah orangtua murid di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kota Palembang.
Penyebabnya: iuran wisuda yang diwajibkan dengan nominal antara Rp250.000 hingga Rp300.000 per siswa.
Hal ini mencuat ke permukaan setelah Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, melakukan inspeksi langsung ke sekolah yang dilaporkan masyarakat.
Kunjungannya dilakukan untuk menindaklanjuti keluhan sejumlah orangtua yang mengaku keberatan atas iuran yang dianggap memberatkan, apalagi menjelang biaya masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.
“Ada list-nya, Bu. Saya lihat dan dikirimkan ke ponsel saya,” ungkap Ratu Dewa, Rabu (7/5/2025).
Dalam dialog singkat di halaman sekolah, beberapa orangtua murid membenarkan bahwa iuran tersebut bersifat wajib dan tidak disosialisasikan dengan musyawarah terbuka.
“Benar Pak, kami diminta ikut dan bayar,” ucap salah satu wali murid yang hadir.
“Kami ini sedang bersiap-siap untuk masuk SMP. Banyak kebutuhan lain. Biaya wisuda seperti ini jelas menambah beban,” tambahnya.
Wisuda SD: Tradisi atau Beban Finansial?
Baca Juga: Bank Sumsel Babel Perkuat Program GEBRAK Palembang dengan Bantuan CSR
Tradisi wisuda di tingkat sekolah dasar yang dulu hanya simbolis kini mulai berubah menjadi seremoni formal dengan atribut toga, panggung dekoratif, dan foto dokumentasi. Sayangnya, euforia ini kerap menambah tekanan ekonomi bagi keluarga, terlebih yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah.
“Anak saya belum tentu paham apa arti wisuda. Tapi kami dipaksa bayar. Seolah kalau tidak ikut, anak kami akan dikucilkan,” kata seorang wali murid lain yang enggan disebut namanya.
Keluhan semacam ini semakin sering terdengar di berbagai sekolah di Palembang, dan akhirnya sampai ke telinga Wali Kota.
Wali Kota: Jangan Dipaksakan, Gunakan Fasilitas Sekolah
Dalam arahannya, Ratu Dewa meminta pihak sekolah agar mengevaluasi ulang kebijakan pengumpulan iuran wisuda, terutama jika tidak ada transparansi dan kesepakatan bersama dari semua orangtua.
“Kita mohon iuran tersebut jangan wajib, jangan membebankan, karena orangtua masih banyak pengeluaran sekolah lainnya,” ujar Ratu Dewa tegas.
Berita Terkait
-
Bank Sumsel Babel Perkuat Program GEBRAK Palembang dengan Bantuan CSR
-
Ngutang Rokok Ditolak, Remaja di Palembang Tikam Bude Berkali-kali hingga Tewas
-
Nasib Politik Fitrianti Agustinda di NasDem Masih Menggantung Usai Praperadilan Kandas
-
Harga Emas di Palembang Stabil di Rp10,1 Juta Meski Trend Dunia Melemah
-
Awas! Remaja Suka Tawuran di Palembang Bakal Masuk Markas Raider
Terpopuler
- Link Download SKB 3 Menteri Libur 18 Agustus 2025 PDF, Cek Jadwal Libur Nasional Terbaru
- Setelah BYD Atto 1 Datang, Berapa Harga Wuling Binguo Sekarang?
- Kenapa Disebut 9 Naga? Tragedi Tewasnya Joel Tanos Cucu '9 Naga Sulut' Jadi Sorotan
- DKI Jakarta Krisis Anggaran, Pemerintah Ajak Warga Ikut Bangun Kota
- Krisjiana Saksi Ibu Reza Gladys Alami Gangguan Jiwa: Sampai Telanjang ke Luar Rumah
Pilihan
-
"Mamak Tunggu di Rumah, Diva" Pilu Ibu Menanti Paskibra Madina yang Tak Pernah Kembali
-
Tanggal 18 Agustus 2025 Perdagangan Saham Libur? Ini Kata BEI
-
Jumlah Harta Kekayaan Amalia Adininggar Widyasanti Bertambah Banyak saat Jadi Pejabat BPS
-
Data BPS Diragukan, CELIOS Kirim Surat Investigasi ke PBB, Ada Indikasi 'Permainan Angka'?
-
Eks Tentara Israel (IDF) Jalankan Bisnis Properti di Bali, Kok Bisa Lolos Imigrasi?
Terkini
-
Perluas Jangkauan Global, BRI Luncurkan Kantor Cabang Baru di Taipei
-
Serbu! Daftar Promo Buy 1 Get 1 Paling Dicari Jelang HUT RI: Dari Pizza Hingga Minuman Boba
-
Pelaku Hipnotis Beraksi di Tanjung Barangan! Dua Motor Raib dalam Sekejap, Ini Modusnya
-
Punya Ide Energi Berkelanjutan? PTBA Siap Kucurkan Dana Rp50 Juta untuk Proyek Komunitas
-
Super App BRImo Catat Pertumbuhan Signifikan, Dorong Dana Murah Lewat Rp3.231 Triliun Transaksi