Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 07 Mei 2025 | 12:36 WIB
Wisuda sekolah dasar (SD) di Palembang picu protes

“Anak saya belum tentu paham apa arti wisuda. Tapi kami dipaksa bayar. Seolah kalau tidak ikut, anak kami akan dikucilkan,” kata seorang wali murid lain yang enggan disebut namanya.

Keluhan semacam ini semakin sering terdengar di berbagai sekolah di Palembang, dan akhirnya sampai ke telinga Wali Kota.

Wali Kota: Jangan Dipaksakan, Gunakan Fasilitas Sekolah

Dalam arahannya, Ratu Dewa meminta pihak sekolah agar mengevaluasi ulang kebijakan pengumpulan iuran wisuda, terutama jika tidak ada transparansi dan kesepakatan bersama dari semua orangtua.

Baca Juga: Bank Sumsel Babel Perkuat Program GEBRAK Palembang dengan Bantuan CSR

“Kita mohon iuran tersebut jangan wajib, jangan membebankan, karena orangtua masih banyak pengeluaran sekolah lainnya,” ujar Ratu Dewa tegas.

Ia juga mengingatkan bahwa wisuda bukan program wajib pemerintah, melainkan tradisi yang bersifat opsional.

Bila pun ingin digelar, Ratu Dewa menyarankan agar dilaksanakan secara sederhana dengan menggunakan fasilitas yang ada di sekolah.

Kepala sekolah yang ditemui di lokasi mengaku tidak mengetahui secara rinci soal pengumpulan iuran tersebut.

Hal ini pun memantik pertanyaan mengenai fungsi pengawasan internal sekolah terhadap kegiatan non-akademik yang menyangkut pembiayaan orangtua.

Baca Juga: Ngutang Rokok Ditolak, Remaja di Palembang Tikam Bude Berkali-kali hingga Tewas

Instruksi ke Dinas Pendidikan: Bertindak Tegas

Load More