SuaraSumsel.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjadi solusi untuk meningkatkan gizi anak sekolah justru menjadi sumber kekhawatiran setelah 174 siswa di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel), diduga mengalami keracunan makanan.
Delapan siswa masih menjalani perawatan intensif di RSUD Talang Ubi, sementara ratusan lainnya telah diperbolehkan pulang setelah sempat menunjukkan gejala seperti mual, muntah, dan pusing.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumsel, Dedy Irawan, menyatakan bahwa kasus ini terus dipantau secara ketat.
“Kondisi delapan siswa yang masih dirawat sudah stabil. Sisanya, sebanyak 166 siswa, sudah pulang dan dalam proses pemulihan di rumah,” kata Dedy saat diwawancarai dari Palembang, Selasa (6/5).
Jumlah Korban Terus Bertambah, Dinkes Sumsel Lakukan Investigasi
Peristiwa ini bermula pada Senin (5/5), saat ratusan siswa mulai merasakan gejala tidak lama setelah mengonsumsi makanan MBG yang disalurkan sekitar pukul 11.00 hingga 12.00 siang.
Awalnya, laporan menyebutkan 121 siswa mengalami gejala keracunan. Namun hingga Selasa malam, jumlah tersebut meningkat menjadi 174 orang.
Mereka terdiri dari siswa berbagai jenjang, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Para siswa tersebut dirawat di RSUD Talang Ubi dan Puskesmas setempat.
Baca Juga: Korupsi LRT Palembang: 3 Eks Pejabat Waskita Karya Divonis 4 Tahun Penjara
“Gejala seragam, didominasi mual dan muntah. Mayoritas sudah membaik. Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Rumah Sakit,” jelas Dedy.
Program MBG Dihentikan Sementara, Keamanan Makanan Jadi Sorotan
Menanggapi insiden ini, Pemerintah Kabupaten PALI segera menghentikan sementara distribusi makanan dari program MBG ke seluruh sekolah di wilayah tersebut. “Diputuskan tadi malam bahwa hari ini tidak ada makanan dari MBG yang dibagikan di sekolah,” ujar Dedy. Namun, belum ada kepastian hingga kapan penghentian ini akan berlangsung.
Keputusan ini disambut positif oleh berbagai kalangan yang menilai keselamatan siswa adalah prioritas utama. “Programnya bagus, tapi pengawasan kualitas makanan harus diperketat. Jangan sampai niat baik berubah jadi bencana,” kata Sulastri, orang tua siswa SD di Kecamatan Talang Ubi.
Masalah Sistemik? Perlu Evaluasi Menyeluruh
Program MBG yang diinisiasi sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap asupan gizi anak sekolah, kini berada di bawah sorotan tajam.
Berita Terkait
-
Korupsi LRT Palembang: 3 Eks Pejabat Waskita Karya Divonis 4 Tahun Penjara
-
Nasib Politik Fitrianti Agustinda di NasDem Masih Menggantung Usai Praperadilan Kandas
-
Harga Emas di Palembang Stabil di Rp10,1 Juta Meski Trend Dunia Melemah
-
Perkembangan Terbaru Kasus Keracunan 121 Siswa di PALI Usai Santap MBG
-
Puluhan Siswa SD di PALI Tumbang Usai Santap MBG, Dilarikan ke RS dalam Kondisi Lemas
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
Terkini
-
Disapa Gibran, Siswa SRMA 7 Palembang Kompak Jawab: Betah, Pak!
-
Program Makan Bergizi Gratis di Lubuklinggau Viral, Buah Naga untuk Siswa Ditemukan Berulat
-
Heboh! Wapres Gibran Rela Antre Demi Pempek Tumpah Rp1.000 di Pasar 16 Ilir Palembang
-
BRI Dorong Pertumbuhan Pertanian Lewat Pembiayaan Mudah dan Pemberdayaan Petani
-
Dari Kontainer ke Ruko: Kisah Sukses AgenBRILink LQQ yang Berdayakan Warga Lokal