Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 06 Mei 2025 | 22:53 WIB
Ilustrasi siswa dirawat. Program Makan Bergizi Gratis di Pali dihentikan setelah ratusan siswa SD diduga keracunan

Banyak pihak menilai bahwa kejadian ini harus menjadi momentum untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem distribusi, pengawasan bahan makanan, hingga pemilihan vendor penyedia konsumsi.

Pakar gizi masyarakat dari Universitas Sriwijaya, Dr. Retno Wulandari, menekankan pentingnya audit makanan dan pengawasan higienitas dalam program berskala besar seperti ini.

“Distribusi makanan bergizi bukan hanya soal isi kandungan nutrisi, tapi juga keamanan pangan. Risiko keracunan massal bisa terjadi jika kontrol mutu longgar,” tegasnya.

Sementara itu, Tim Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel terus melakukan penyelidikan bersama Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengidentifikasi sumber pasti penyebab keracunan. Sampel makanan telah diambil dari lokasi sekolah dan dapur penyedia untuk diuji laboratorium.

Baca Juga: Korupsi LRT Palembang: 3 Eks Pejabat Waskita Karya Divonis 4 Tahun Penjara

Harapan Masyarakat: Program MBG Tetap Berlanjut, Tapi Lebih Aman

Meski insiden ini mengejutkan, banyak orang tua berharap agar program MBG tetap dilanjutkan setelah perbaikan sistem menyeluruh dilakukan.

Dinas Kesehatan Sumsel berjanji akan mengumumkan hasil penyelidikan secepatnya dan memberikan rekomendasi teknis bagi Pemkab PALI agar insiden serupa tidak terulang. Sementara itu, siswa-siswa di PALI untuk sementara harus kembali membawa bekal dari rumah.

Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa program dengan niat baik perlu dijalankan dengan standar yang tinggi, terutama saat menyangkut kesehatan anak-anak. Gizi yang baik harus datang bersamaan dengan keamanan pangan. Tanpa itu, program semulia apapun bisa menjadi bumerang.

Baca Juga: Nasib Politik Fitrianti Agustinda di NasDem Masih Menggantung Usai Praperadilan Kandas

Load More