SuaraSumsel.id - Kasus dugaan keracunan massal yang menimpa 121 siswa di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel), memicu kekhawatiran publik terhadap kualitas makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah daerah.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dinkes Sumsel) telah mengirim tim untuk menyelidiki insiden tersebut, yang melibatkan siswa dari jenjang PAUD hingga SMA.
Peristiwa ini terjadi pada Senin (5/5/2025) sekitar pukul 11.00–12.00 WIB atau tidak lama setelah para siswa mengonsumsi makanan yang disediakan melalui program MBG.
Gejala yang dialami oleh para siswa mulai dari mual, muntah, pusing, hingga diare. Seluruh korban langsung dilarikan ke RSUD Talang Ubi dan Puskesmas di wilayah PALI untuk mendapatkan penanganan medis.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sumsel, Dedi Irawan, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengirimkan tim surveilans dan pusat krisis ke lokasi untuk mengusut tuntas kasus ini.
“Tim dari Dinkes provinsi sudah bergerak menuju PALI dan akan bekerja sama dengan Dinkes kabupaten guna memastikan penyebab pasti kejadian ini,” ujar Dedi dalam keterangan pers di Palembang, Selasa (6/5/2025).
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, sejak Februari 2025 sejatinya hadir sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap kebutuhan dasar peserta didik, khususnya mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Dengan melibatkan satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menaungi lebih dari 3.000 siswa dari berbagai jenjang sekolah, program ini dirancang untuk memastikan para siswa mendapatkan asupan gizi seimbang yang dibutuhkan demi mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan otak, serta meningkatkan konsentrasi dan prestasi belajar.
Namun, insiden keracunan massal yang menimpa lebih dari seratus siswa menjadi pukulan telak bagi kredibilitas program tersebut.
Baca Juga: Puluhan Siswa SD di PALI Tumbang Usai Santap MBG, Dilarikan ke RS dalam Kondisi Lemas
Peristiwa ini membuka mata semua pihak bahwa pengawasan terhadap makanan yang diberikan kepada anak-anak tidak bisa dilakukan setengah hati.
Pemerintah daerah, penyedia katering, hingga pihak sekolah dituntut untuk tidak hanya menjalankan program secara administratif, tetapi juga menjamin standar kebersihan, kualitas bahan makanan, dan keamanan rantai distribusi pangan yang digunakan.
Sebab, apabila aspek teknis seperti pengolahan makanan dan sanitasi diabaikan, maka program yang mulanya penuh niat baik ini justru dapat menjadi bumerang dan membahayakan nyawa generasi muda yang seharusnya dilindungi dan dibina.
Evaluasi menyeluruh pun menjadi hal yang mutlak agar ke depan, insiden serupa tidak kembali terulang dan kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah bisa dipulihkan.
“Evaluasi menyeluruh harus dilakukan. Apalagi program ini melibatkan ribuan anak. Kesalahan sekecil apa pun bisa berakibat fatal,” tegas Dedi.
Pernyataan itu menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap setiap unsur pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyentuh aspek paling sensitif: kesehatan anak-anak.
Berita Terkait
-
Puluhan Siswa SD di PALI Tumbang Usai Santap MBG, Dilarikan ke RS dalam Kondisi Lemas
-
Viral Bupati Pali Emosi Saat Sholat Id: Air PAM Mati, Rumah Pribadi Terdampak
-
Tumpahan Minyak Medco E&P di Sungai Dua, Warga Kehilangan Sumber Air
-
Paripurna Raperda Batal Digelar, Puluhan Anggota DPRD Pali Sibuk Liburan?
-
Pelatihan Produk Kuliner Kreatif, Pemkab Pali Studi Banding ke Bunda Rayya
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
Terkini
-
Cek Fakta: Viral Isu Kopassus Menyamar Jadi Wanita Malam Atas Perintah Prabowo, Benarkah?
-
7 Fakta Biaya Servis Mobil Listrik yang Bikin Kaget: Ternyata Murah Banget
-
Dari Rp 300 Juta sampai Miliaran, Ini 7 SUV Listrik Paling Gagah dan Worth It di 2025
-
Uangmu Bakal Berkurang? Ini Arti Sebenarnya Redenominasi Rupiah Menurut Menkeu Purbaya
-
Tak Sekadar Kota Pempek, Palembang Punya Tur Sejarah yang Bikin Merinding Bangga