SuaraSumsel.id - Warga Tanjung Sakti, Lahat, Sumatera Selatan dengan tegas menyuarakan penolakannya terhadap proyek eksplorasi panas bumi yang saat ini tengah digulirkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui PT Hitay Tanjung Sakti Energy.
Dalam pernyataannya, tokoh pemuda Ivan Charlie kepada Sumselupdate.com-jaringan Suara.com pada Senin (7/4/2025) memastikan rencana aksi lanjutan yang jauh lebih besar, melibatkan massa dari dua kecamatan dan perwakilan 50 orang dari setiap desa.
Aksi ini, menurutnya, bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan bentuk penolakan masyarakat yang merasa diabaikan dalam proses pengambilan keputusan.
"Kami siap blokade jalan nasional menuju Tanjung Sakti," tegas Ivan, menandai eskalasi protes yang sebelumnya masih bersifat simbolik.
Baca Juga: Lebaran di OKU Kacau Balau, Banjir Setinggi Lutut Rendam Rumah Warga
Ia menilai, penunjukan PT Hitay Tanjung Sakti Energy untuk melakukan survei pendahuluan merupakan langkah gegabah yang dilakukan tanpa kajian lingkungan secara menyeluruh dan tanpa keterlibatan aktif masyarakat lokal sebagai pihak yang paling terdampak.
Bagi Ivan dan para pemuda di wilayah itu, proyek ini tak hanya berpotensi merusak ekosistem setempat.
Keputusan Menteri ESDM No. 2906 K/30/MEM/2013 yang memberikan mandat kepada PT Hitay Tanjung Sakti Energy untuk melakukan survei pendahuluan panas bumi di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan dan Bengkulu, termasuk Tanjung Sakti, telah memicu gelombang kekhawatiran yang semakin meluas di kalangan masyarakat lokal.
Meski proyek ini dibalut dengan narasi besar tentang pengembangan energi baru terbarukan demi ketahanan energi nasional, warga di garis depan justru merasa menjadi pihak yang paling dirugikan.
“Kami tidak menolak kemajuan, tetapi menolak jika pembangunan dilakukan dengan mengorbankan kehidupan masyarakat,” ujar Ivan, menegaskan bahwa keberatan masyarakat bukanlah bentuk anti-pembangunan, melainkan panggilan untuk keadilan dan keterlibatan yang sejati.
Baca Juga: Ambulans RSUD Kosong Sopir dan BBM, Keluarga Nangis Histeris Urus Jenazah Sendiri
Bagi Ivan dan warga Tanjung Sakti, pembangunan harus dilakukan secara inklusif, dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan, sosial, dan budaya masyarakat adat yang telah lama hidup berdampingan dengan alam.
Berita Terkait
-
Kasus Bikin Konten Rendang Hilang, Polisi Periksa Pelapor Willie Salim
-
Gubernur Herman Deru Buka Rakor Forkopimda Se-Sumsel
-
Gercep Antisipasi Arus Mudik Lebaran, Herman Deru Cek Jalur Tol Alternatif Palembang-Betung
-
Jejak Pendidikan Umi Hartati: Sarjana Ekonomi hingga Ketua Komisi yang Ditahan KPK
-
Dijerat OTT KPK, Ini Daftar Kekayaan Miliaran Umi Hartati yang Jadi Sorotan
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
Terkini
-
Tito Karnavian Jongkok Gosok Lantai Kambang Iwak, Aksi Mengejutkan Saat Teken Prasasti Renovasi
-
Sumsel Gaspol Lumbung Pangan Nasional, Herman Deru Cegah Alih Fungsi Lahan
-
Modus Cinta di Medsos: Gadis Cirebon Diperkosa dan Dirampok di Hutan Empat Lawang
-
Diskotik Bekas Lokalisasi Kampung Baru Palembang Kembali Jadi Sarang Narkoba?
-
Warga Tanjung Sakti Lahat Ingin Blokade Jalan Nasional, Tolak Proyek Panas Bumi