Staff Biodiversity Hutan Kita Institue (HaKI) Benny Hidayat mengatakan pemindahan ini tidak menyelesaikan masalah. Gajah-gajah yang tersisa dan berkembang biak di Air Sugihan kini semakin terdesak karena habitat mereka yang terus menyempit akibat transmigrasi, perluasan lahan kelola masyarakat, serta perusahaan HTI.
"Kebijakan Pemerintah terhadap habitan satwa sangat lemah dan cenderung tidak berpihak pada kehidupan satwa. Ditambah lagi pengusaha HTi kurang berperan terhadap keberlangsungan satwa kususnya gajah. Hal ini juga diperparah dengan anggapan masyarakat petani yang menganggap gajah adalah hama," ucapnya.
Saat ini konflik gajah dan manusia masih sering terjadi terutama di wilayah kantong-kantong gajah seperti wilayahn Air Sugihan Oki, Lalan Muba, Sembilang Banyuasin, Cecar Musirawas dan daerah-daerah lainnya.
Penanganan konflik
Upaya Penanganan yang Belum Optimal
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG! Cuaca Ekstrem Ancam Palembang dan Sejumlah Wilayah di Sumsel
Pemerintah melalui BKSDA sebenarnya telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi interaksi negatif antara gajah dan manusia. Namun, upaya yang dilakukan selama ini masih bersifat reaktif dan belum menyentuh akar permasalahan.
Kerjasama antara BKSDA, FKGI, HaKI, Universitas Sriwijaya, dan pihak-pihak terkait lainnya sebenarnya telah terjalin dengan baik. Namun, kendala menjadi penghalang utama dalam membuat perencanaan dan penanganan yang menyeluruh.
Konflik antara manusia dan gajah adalah masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif. Kajian ilmiah yang mendalam, perumusan masalah yang akurat, dan pencarian solusi bersama adalah kunci untuk merajut kembali harmoni antara manusia dan gajah.
Dalam Upaya bersama, keterlibaatan Masyarakat, pengusaha Hutan dan perkebunan, NGO, Akademisi dll, dapat mengambil perannya masing-masing. Agar Upaya penanganan konflik dengan satwa terutama agajah akan lebih berhasil dan kelestarian gajah terjamin.
"Keterlibatan aktif dari masyarakat, pengusaha, LSM, akademisi, dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan ini. Dengan kerjasama yang baik, kita bisa mewujudkan kehidupan yang berdampingan secara damai antara manusia dan gajah, serta menjaga kelestarian alam Sumatera Selatan," ucapnya.
Baca Juga: Program Mudik Gratis di Sumsel Tetap Berlangsung Meski Ada Efisiensi Anggaran
Berita Terkait
-
Ngaku Titisan Eyang Putri, Dukun Setubuhi Mahasiswi 7 Bulan Hingga Hamil
-
Mitra Makan Bergizi Gratis di Palembang Ungkap Fakta Berbeda Soal Pembayaran
-
Amien Rais Desak Jokowi Segera Seret Pihak yang Ragu Ijazahnya ke Pengadilan: Biar Top Markotop!
-
Fakta Polisi Aniaya Mantan dan Todongkan Pistol Ternyata Positif Narkoba
-
Demi Konten Ekstrem, 5 Fakta Aksi Berbahaya Bule Rusia Naiki KA Batu Bara
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
Terkini
-
Jejak Emansipasi Ratu Sinuhun: Perempuan Hebat dari Bumi Sriwijaya
-
Detik-Detik Mencekam Simpang Veteran Palembang: Ratusan Remaja Bersiaga Tawuran
-
PSU Empat Lawang Panas! Joncik Unggul Hitung Cepat, Budi Antoni Klaim Menang
-
Weekend Makin Ceria: Ada Kejutan Dana Kaget Menantimu Sabtu 19 April 2025
-
Joncik-Arifai Klaim Menang Telak di PSU Empat Lawang Versi Hitung Cepat