Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 21 Januari 2025 | 21:25 WIB
Direktur Manajemen Risiko Pertamina, Ahmad Siddik Badruddin dalam Board Greetings with Gen Z di Gedung Aneka Komperta Plaju Palembang

SuaraSumsel.id - PT Pertamina (Persero) memperkuat komitmennya dalam mengakselerasi transformasi energi nasional melalui penerapan Dual Growth Strategy. Strategi ini bertujuan menghadapi berbagai tantangan di sektor energi, serta mendukung pencapaian target perusahaan, khususnya dalam aspek keberlanjutan dan transisi energi hijau.

Sebagai BUMN yang masuk dalam daftar Fortune 500 Global, Pertamina mengutamakan mitigasi risiko dalam setiap langkahnya, termasuk risiko penyusutan produksi minyak mentah.

Direktur Manajemen Risiko Pertamina, Ahmad Siddik Badruddin menjelaskan bahwa Pertamina mengoptimalkan bisnis warisan sembari merambah bisnis energi rendah karbon. Produksi Biosolar B40 menjadi salah satu langkah nyata dalam menjawab tantangan transisi energi messkipun menjaga keseimbangan antara bisnis lama dan baru tidak mudah.

Hal itu ia sampaikan dalam kesempatan Board Greetings with Gen Z di Gedung Aneka Komperta Plaju, Palembang belum lama ini.

Baca Juga: Sumsel Siapkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Ini Jadwal dan Sasarannya

"Pertamina menjalankan dual growth strategy. Di satu sisi, Pertamina mengoptimalkan dan memaksimalkan legacy business (bisnis yang diwariskan) seperti. Di saat yang sama, Pertamina juga terus bergerak merambah bisnis low carbon. Hal ini demi menjawab tantangan di masa depan, dimana dunia semakin terkonsentrasi pada isu-isu keberlanjutan seperti Green Energy dan ESG," ucapnya.

Produksi Biosolar B40 yang baru-baru ini dilakukan lifting perdana, merupakan keberanian pekerja Kilang Pertamina Plaju dalam menyambut tantangan.

Namun, menjaga keseimbangan antara bisnis warisan (legacy business) dan bisnis rendah karbon bukanlah hal yang mudah. Dual Growth Strategy yang dimainkan Pertamina menunjukkan bahwa transisi energi tidak boleh meniadakan kesinambungan energi

Siddik menyebut, fleksibilitas operasional kilang juga menjadi fokus untuk mampu mengolah berbagai low carbon product. “Kita harus meningkatkan produksi dalam negeri dan merambah bisnis baru. B40 salah satu usaha mengurangi dependensi terhadap crude, karena 40% datang dari CPO. Hulu energi someday tidak eksis lagi, kita masih ada CPO, kita masih ada biomassa,” ujarnya.

Untuk memastikan keberhasilan strategi ini, ia menggarisbawahi pentingnya kapasitas dan kapabilitas pekerja, sinergi dan kolaborasi antar lini bisnis, serta dukungan penuh stakeholder untuk memastikan transisi berjalan mulus tanpa disrupsi.

Baca Juga: Kurs Rupiah dan Permintaan Global Dorong Kenaikan Harga Karet di Sumsel

Dual Growth Strategy tidak hanya menjadi strategi, tetapi juga wujud nyata dari tekad Pertamina untuk menjaga kesinambungan energi sekaligus menjawab tantangan global dalam mencapai NZE di masa depan.

Load More