Di rumah produksi Ringkeh juga diperkenalkan manisan tomat, yang mengelola tomat agar tak banyak busuk saat harga murah kala panen. “Kami bikin manisan, teh dari kulit kopi yang sering dibuang saat menyortir kopi. Selain itu, kami juga ada kerajinan tangan yang berasal dari rotan,” ucapnya.
Beberapa pekan lalu, ibu-ibu kelompok hutan adat ini pun mengikuti pelatihan pemanfaatan ampas kopi yang kemudian dibuat sabun kopi dan minyak badan (body oil). Pembuatan olahan dari komoditas kopi ini bertekad agar makin beragam olahan pada komoditas yang menjadi sandaran ekonomi masyarakat desa ini.
Di desa ini, dominan atau bisa mencapai 80 persen merupakan petani kopi. Baik yang memiliki kebun kopi, atau bekerja di kebun kopi milik orang lain. Mereka yang ke kebun atau ladang kopi, tidak hanya kaum laki-laki namun juga perempuan.
Bagi perempuan, lokasi kebun kopi yang digarap ialah yang lebih dekat dengan wilayah desa, sementara laki-laki menjaga atau bertanam di ladang kopi yang lebih jauh atau mendekati hutan.
Baca Juga: Tangan-Tangan Inspiratif Perempuan Tebat Benawa: Menjaga Hutan, Membangun Desa
Masyarakat di desa ini memiliki adat secara turun temurun untuk menjaga hutan. Adat ini juga menguatkan alasan para laki-laki dianggap lebih mampu menggarap kebun kopi dalam luasan dan jarak yang lebih berdekatan dengan hutan.
Jika mendatangi desa ini pada siang hari, maka akan lebih banyak menemui kalangan perempuan. Karena selepas dari ke ladang atau kebun kopi, perempuan menghabiskan waktu di desa. Mulai dari mengurus anak, memasak, bertanam sayuran atau mengelola kopi atau hanya bersilaturahmi satu dengan lainnya.
Waktu yang banyak tersedia di desa ini pula yang menjadi pengikat Surainah dan puluhan perempuan desa lainnya mengaktifkan rumah produksi kopi Ringkeh.
Tidak hanya kopi, mereka pun rutin membuat kerajinan tangan dengan mengelola rotan, dan bambu. Jenis tanaman bambu di desa pun berkualitas baik sehingga mampu diolah menjadi jenis cangkir, piring dan tas kemasan kecil.
Kerajinan ini pula yang menyebabkan setiap pertemuan desa, para ibu-ibu tidak disibukkan menggunakan piring dan gelas plastik lagi. Semua piring dan gelas dibuat dari rotan dan langsung bisa dibuang menjadi sampah yang mudah diolah oleh alam.
Baca Juga: Kopi Pagaralam: Emas Hitam dari Bumi Besemah yang Menggoyang Dunia
Guna menguatkan sisi ekonomi, para perempuan ini pun mengaktifkan koperasi. Setiap anggota dari komunitas Rumah Produksi kopi Ringkih diwajibkan menyetorkan sekitar 10 kilogram kopi setiap periode panennya.
Berita Terkait
-
PT Indo Asiana Lestari Milik Siapa? Mau Babat Hutan Adat Papua sampai Muncul Kampanye All Eyes on Papua
-
Melihat Jeroan PT IAL yang Bakal Babat Hutan Adat Papua Seluas Jakarta: Perusahaan Cangkang Asal Malaysia
-
Profil PT Indo Asiana Lestari yang Viral Karena Bakal Babat 36 Ribu Ha Hutan Adat Papua
-
Gunung Dempo Status Waspada, Kawah Berasap Putih, Pendakian Ditutup
-
Hutan Adat Diserobot, Suku Awyu Papua Aksi di Dekat Istana
Tag
Terpopuler
- Sejak Dulu Dituntut ke Universitas, Kunjungan Gibran ke Kampus Jadi Sorotan: Malah Belum Buka
- Maharani Dituduh Rogoh Rp 10 Miliar Agar Nikita Mirzani Dipenjara, Bunda Corla Nangis
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Kini Ngekos, Nunung Harus Bayar Cicilan Puluhan Juta Rupiah ke Bank
- Maharani Kemala Jawab Kabar Guyur Rp10 Miliar Biar Nikita Mirzani Ditahan: Kalian Pikir Gak Capek?
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
-
Sibuk Naturalisasi, Jordi Cruyff Beri Nasihat Membumi untuk PSSI
-
Tabel KUR BRI Terbaru, Pinjaman Rp1 Juta Hingga Rp500 Juta dan Bunganya
-
Setoran Pajak Anjlok 41 Persen di Tengah Kebutuhan Anggaran Jumbo Prabowo
-
Pemain Persib dan PSM Dipanggil Klub Spanyol Osasuna, Bek Persija Absen!
Terkini
-
Kasus Retrofit Soot Blowing PLN: Pengakuan Terdakwa Bongkar Alur Mark Up Proyek Rp 75 Miliar
-
Waktu Imsak dan Buka Puasa di Palembang, Lubuklinggau, Prabumulih dan Pagar Alam 13 Maret 2025
-
Kapal Bermuatan Batu Bara Hantam Rumah Apung di Sungai Musi, Warga Panik
-
Dukung Pers Berkualitas, Gubernur Herman Deru Apresiasi Perjalanan 11 Tahun Suara.com
-
Bos Cuci Mobil di Prabumulih Tewas Tragis, Dua Karyawan Ditangkap Bawa Kabur Mobil Korban