Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 11 Februari 2022 | 08:00 WIB
Ilustrasi Geng motor marak di Palembang. [ANTARA/Andre Angkawijaya]

SuaraSumsel.id - Hampir sepekan terakhir kota Metropolis, Palembang, Sumatera Selatan resah dengan aksi geng motor. Mereka tidak jarang juga menjadi pelaku begal yang berkedok tawuran geng motor.

Para pelaku begal ini tak segan melukai korbannya yang hanya berkendara sendirian. Masyarakat pun akhirnya dibuat resah dengan peristiwa ini.

Pakar hukum dari Universitas Muhammadiya Palembang , Dr. Martini, mengatakan aksi begal yang melibatkan remaja 
remaja atau anak di bawah umur dan akhirnya terkumpul menjadi geng motor bisa disebabkan dua hal. Bisa juga disebabkan dari usia pelakunya.

"Kita tahu saat ini tengah masa pendami COVID -19, setelah belajar dari rumah (daring) ataupun sekolah yang dari pagi hingga siang anak-anak akan menghabiskan waktunya di luar rumah untuk bermain," katanya kepada Suara.com, belum lama ini.

Baca Juga: Dua Mantan Wagub Sumsel Jadi Saksi Sidang Alex Noerdin, Kasus Korupsi BUMD PDPDE Hilir

Selain karena kenakalan remaja, aksi geng motor ini bisa juga disebabkan oleh faktor ekonomi. Pelaku yang berusia dewasa

"Kebutuhan ekonomilah yang membuat para pelaku nekat berbuat hal tersebut," ungkapnya.

Martini mengungkapkan, dalam hal ini peran pihak ke polisian sangat diperluakan untuk menekan angka kejahatan tersebut.

Keresahan masyarakat ini pun, direspon aparat Kepolisian, satu persatu pelaku tawuran ini pun ditangkap. Pelaku begal modus tawuran di wilayah hukum Polsek Sukarami ditangkap. 

Sebanyak delapan pelaku begal dengan modus tawuran berhasil diringkus. Dari delapan orang tersebut, dua diantaranya masih berstatus pelajar dan dibawah umur.

Baca Juga: Tingkat Keterisian Rumah Sakit di Sumsel Naik 12 Persen, Kadinkes: Masyarakat Diharap Disiplin

Meski begitu, para pelaku ini tak segan melukai korbannya dengan senjata tajam jenis pedang pedang. 

Load More