Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 02 November 2021 | 17:42 WIB
Fakultas Elektro, lokasi peristiwa pengeroyokan mahasiswa Polsri [Suara.com/Welly JT]

SuaraSumsel.id - Peristiwa pengeroyokan di dalam kampus Polsri atau Politeknik Sriwijaya sempat mengebohkan, terlebih video mengenai kejadian tersebut pun viral di media sosial.

Peristiwa yang berlangsung di akhir pekan lalu, Sabtu (30/1/2021), masih dalam penyelidikan polisi. Setidaknya dari video-video yang beredar di media sosial, polisi telah menangkap empat pelaku pengeroyokan.

Menurut Direktur Polsri Dr Ing Ahmad Taqwa permasalahan hingga terjadi pengeroyokan di kampus yang dipimpinnya tersebut karena permasalahan ego anak muda.

" Ini adalah kasus antar anak-anak, masalah ego. Walau masalah kecil, namun tetap dikawal kasus ini. Menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib" tutur Taqwa, Selasa (2/11/2021). 

Baca Juga: Gelar Vaksinasi, Gerindra Sumsel Bagikan Paket Sembako kepada Peserta Vaksin

Pihak kampus memastikan akan memberikan sanksi pada mahasiswa. Namun kebijakan itu setelah proses penyelidikan polisi dan memiliki keputusan hukum yang tetap.

" Jika nanti sudah ditetapkan tersangka, maka kasus kekerasan diberi sanksi dari kampus dan sanksi yang berat adalah DO," tegas ia. 

Disinggung mengenai kemungkinan mediasi antar keduanya, hal tersebut mungkin masih bisa dilakukan.

"Namun kita jaga perasaan korban dulu kita melindungi korban dulu. Tapi meski demikian perkara ini pihak kampus juga menyelidiki," ujarnya. 

" Kalau tidak tahu sebaiknya tidak usah ikut - ikutan agar pelaku tidak terpojok. Biarlah kasus ini ditangani oleh pihak kepolisian," pungkasnya. 

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sumsel Hari Ini: Diguyur Hujan Disertai Petir Kilat Durasi Singkat

Pantuan Suara.com di Polsri khususnya di Fakultas Teknik Elektro, mahasiswa lebih tertutup perihal permasalahan tersebut. Dari perwakilan Himpunan Mahasuswa Jurusan (HMJ) Teknik Elektro, pun tidak ingin berkomentar banyak mengenai  pemrasalahan ini.

" Kami tidak kenal pelaku dan korban, kami tidak tahu kejadian tersebut," katanya. 

Sementara saat ditanya pada mahasiswa jurusan Elektro lainnya mengenai kejadian tersebut lebih terbuka.

"Sabtu itu ada kegiatan dan waktu kegiatan itu ada pengeroyokan di koridor fakultas Teknik Elektro," ungkap Riska.

Korban merasa trauma

Korban Ahmad Reza Thayyib (20), mahasiswa  Politeknik negeri Sriwijaya mengungkapkan jika peristiwa itu bermula ketika dia bersama tiga orang temannya saat bermain game di ponselnya.

Tetiba datang dua orang pelaku yang langsung marah-marah tanpa diketahui sebabnya.

Mereka hanya bisa terdiam  lantaran takut dipukuli oleh kedua pelaku. "Kejadian awal di kantin. Katanya yang dikeroyok empat orang, itu tidak benar. Sebenarnya, mereka berdua datang, kami lagi main game di ponsel. Mereka marah, bacot-bacot dan langsung hantam kami," katanya.

Ditemui di Polrestabes Palembang, Selasa (2/11/2021) siang, Reza membantah telah melakukan pengeroyokan terhadap pelaku. Bahkan, tidak mengetahui permasalahan yang menyebab dia dikeroyok.

"Kalau kami yang mencari masalah, enggak lah. Mereka datang, marah-marah dan hantam kami lagi duduk. Saya tidak kenal dengan mereka, bertemu baru pertama kali itu saat kejadian," ungkap Reza.

Dirinya menjelaskan, bahwa kejadian itu terjadi di tiga tempat berbeda, yang pertama  terjadi di area halaman dekat kantin, berlanjut di koridor kampus hingga berlanjut ke depan kampus.

"Saya tidak mempunyai masalah dengan mereka, saya juga tidak tahu mereka mengeroyok saya itu pasal apa. Kejadian itu berlanjut hingga pengeroyokan di depan kampus oleh puluhan orang yang tidak diketahui," bebernya.

Saat kejadian, lanjut Reza sempat ada yang melerai tapi banyaknya orang membuat ia harus mengalami luka di beberapa bagian tubuh. 

"Saya dibawa satpam untuk berobat, saya ini orang rumahan dan juga tidak pernah mencari masalah sehingga membuat saya trauma atas kejadian itu," tutupnya.  


Kontributor: Welly Jasrial Tanjung

Load More