"Deforestasi ini hampir terjadi di wilayah Sumsel," katanya.
Menurutnya, banyaknya deforestasi ini dikarenakan hutan yang seharusnya dilindungi oleh pemerintah justru kurang pengawasan. Akibatnya kondisi hutan yang baik di Sumsel pun semakin menurun.
Menurutnya, di tahun 2020 ini memang kondisi karhutla sangatlah kecil.
Mengingat tahun ini merupakan tahun basah, namun, kondisi karhutla tetap terjadi. Apalagi, diantaranya merupakan lahan di perusaaan yang terafilisasi dengan perusahaan besar dimana Sumber Daya Manusia (SDM) nya banyak.
"Ini membuktikan jika penegakan hukum saat ini juga lemah," ujarnya.
Ancaman deforestasi ini juga saat ini dikhawatirkan dari pembangunan jalan tambang. Dimana, lokasinya berada di daerah konsesi hutan harapan atau tepatnya di Sungai Lalan.
Padahal hutan yang memiliki kualitas bagus di Sumsel hanya berada di Hutan Harapan yang berada di perbatasan Sumsel-Jambi.
Menurutnya, jika jalan tambang ini beroperasi maka Sumsel harus bersiap kehilangan hutan alam.
"Ini berdampak kepada bencana ekologi dan konflik masyarakat dengan pengelola terutama suku anak dalam yang tinggal di kawasan tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Dukungan Datang Lebih Banyak, Front Pemersatu Islam Sumsel Deklarasi
Senada, Direktur Eksekutif Walhi, M Hairul Sobri mengatakan sepanjang tahun 2020, Sumsel sendiri cukup mengalami cobaan berat selain pandemi COVID-19, juga mengalami konflik agraria dan bencana ekologi.
Meskipun begitu, kondisi tersebut tidak diperparah oleh karhutla dikarenakan musim yang cenderung selalu basah sepanjang tahun ini.
Menurutnya, kondisi lingkungan tidak berdampak langsung kepada manusia secara instan. Namun akan berdampak dalam jangka panjang yakni satu hingga dua tahun mendatang. Sedangkan, pemerintah belum dapat mengatasi persoalan ini.
"Akibatnya banyak bencana yang terjadi di Sumsel sejak awal tahun hingga menyebabkan kerusakan seperti jembatan terputus dan lain sebagainya," katanya.
Selain menyebabkan bencana ekologi, kondisi lingkungan ini juga berdampak kepada habitat seperti di tahun 2020 lalu masyarakat dibuat khawatir dengan kemunculan hewan buas.
"Alam itu tidak bisa protes tapi dia melakukan tindakan menegur manusia yang seharusnya penting untuk dijaga," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
PT Bukit Asam Gelar RUPSLB Jelang Tutup 2025, Produksi Diproyeksi Naik 9 Persen
-
7 Bedak Tabur untuk Tampilan Wajah Lebih Mulus bagi Pengguna Makeup Harian
-
Berkabut dan Sunyi, Danau Shuji 'Ubud'-nya Sumsel Ini Bikin Hati Langsung Adem
-
BMKG Ingatkan Dampak Siklon Tropis Bakung, Potensi Cuaca Ekstrem Mengintai Sumsel
-
8 Sedan Bekas untuk Tampil Berkelas dengan Budget Rp150 Jutaan