Scroll untuk membaca artikel
Farah Nabilla
Rabu, 18 November 2020 | 06:46 WIB
Pencopet di Pasar 16 bersumpah tobat (Instagram/@sumsel_terupdate)

SuaraSumsel.id - Seorang pencopet dihukum bersumpah di depan para pengunjung dan pedagang pasar 16 Ilir Palembang, Sumatera Selatan.

Video hukuman terhadap pencopet itu viral di sosial media. Salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @sumsel_terupdate.

Dalam video itu, seorang pria yang diduga merupakan pencopet tengah dihukum warga berdiri di atas kursi.

Sebuah papan kardus bertuliskan 'saya copet' terkalung di lehernya.

Baca Juga: Bantuan Covid 19 Tahap IV Segera Disalurkan, Sasar 85.252 KK di Palembang

Di bawah terik matahari dan kerumunan para pengunjung pasar, pria itu menerima hukumannya lantaran diduga tertangkap saat mencopet.

Salah seorang warga menyuruh si pencopet untuk bersumpah akan bertobat.

"Demi Allah, aku tobat nyopet!" teriak pria itu.

"Kalau ketahuan?" tanya seseorang lewat pengeras suara.

"Kalau ketahuan ditembak," jawab si pria pencopet.

Baca Juga: Pengakuan Tahanan Kabur: Lagi Enak Tidur, Terus Diajak Kabur, Ya Lari...

Beberapa warga yang ada di sekitar lokasi penghukuman pun tak ingin ketinggalan momen. Banyak di antara mereka yang mengabadikan saat-saat si copet bersumpah.

Video hukuman bersumpah untuk pencopet bisa disaksikan DI SINI.

Sementara itu, warganet pun berbondong-bondong menuliskan reaksi mereka.

"Memang bapak itu salah karena nyopet. Tapi jangan lah dibuat cak itu kasihan. Mudah-mudahan bapak itu insyaf," komentar @febrita****.

"Kalau sudah ketangkap enggak tega lihatnya. Apalagi kalau diamuk massa. Tapi kalau enggak ditangkap bikin jengkel. Tapi lebih bagus diginiin sih daripada diamuk massa. Ngerinya sampai meninggal. Setidaknya itu warga enggak main hakim sendiri. Semoga saja si bapaknya diberi hidayah tobat," tulis @tika_*****.

"Lebih setuju diginiin sih daripada digebukin baru dibawa ke polisi. Kalau begini kan ada kemungkinan jera karena dilihatin orang banyak dan dihafalin mukanya. Tapi kalau digebukin kan orang tidak bisa hafalin mukanya. Sanksi sosial lebih kejam daripada sanksi tangan dan kaki," tulis @ag.pra*****.

Load More