Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 21 Oktober 2020 | 15:02 WIB
Ilustrasi radikalisme. [Shutterstock]

SuaraSumsel.id - Pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Selatan menilai potensi radikalisme di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu mengalami penurunan.

Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan tim pada tahun 2020, potensi radikalisme yang bisa mendorong seseorang menjadi teroris hanya sebesar15,3 persen.

Kondisi tersebut menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 30,7 persen.

Ketua FKPT Sumsel, Periansyah mengatakan hasil tersebut cukup menggembirakan sesuai dengan program kontra radikalisasi yang dijalankan FKPT di wilayah Sumsel.

Baca Juga: Refly Sebut Nama Gatot Naik Usai Ada KAMI, Cocok Berduet Sama Anies

Meskipun potensi radikalisme mengalami penurunan membuat pihaknya tidak berpuas diri karena potensi tersebut akan bisa kembali meningkat bahkan pada angka yang lebih besar.

“Untuk menekan dan mengantisipasi peningkatan potensi radikalisme, pihaknya berupaya melakukan berbagai program yang dapat mencegah masyarakat berpikir melakukan sesuatu yang bersifat teror atau ancaman yang menimbulkan rasa takut serta gangguan kamtibmas,”katanya, seperti yang dilansir Antara, Rabu (21/10/2020).

Sedangkan melakukan program tersebut, pihaknya berkoordinasi atau bersinergi dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lembaga atau institusi lainnya.

Dia menjelaskan, penangkalan radikalisme dan terorisme membutuhkan dukungan dari semua pihak, untuk itu perlu dilakukan koordinasi peningkatan sinergisitas.

Dengan sinergisitas itu, diharapkan dapat dilakukan pendekatan kepada masyarakat secara bersama-sama, agar mereka tidak terpengaruh dan mengembangkan paham tersebut.

Baca Juga: KLHK Memperpanjang Status Siaga Karhutla di Sumsel

Bahaya radikalisme dan terorisme perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat hingga pelosok kelurahan dan perdesaan agar tidak meluas", ujar Ketua FKPT Sumsel.

Load More