SuaraSumsel.id - Lembaga Women's Crisis Center Palembang, Sumatera Selatan, menyebut kekerasan seksual yang dialami perempuan dan anak semakin mengkhawatirkan. Kasus-kasus baru muncul setiap hari.
Direktur Eksekutif Women`s Crisis Centre (WCC) Palembang, Yeni Roslaini Izi, mengatakan kasus kekerasan seksual yang muncul setiap hari, baik melalui media massa maupun laporan langsung menjadi sinyal bahwa para pelaku kekerasan harus ditindak dengan serius.
"Kasus-kasus yang terungkap tentu langsung ditindak, tapi kasus yang tidak terungkap itu jauh lebih banyak dan tidak terungkap, kalaupun terungkap biasanya korban sudah trauma," ujarnya kepada ANTARA, Jumat (16/10/2020)
Meningkatnya kasus kekerasan seksual tersebut salah satunya disebabkan para pelaku merupakan orang-orang terdekat dari korban, seperti kakak kandung, ayah, guru, tetangga, paman, kakek ataupun teman sendiri.
Baca Juga: Petahana Ilyas Panji Didiskualifikasi, Pengamanan Ogan Ilir Dipertebal
Kasus terbaru menimpa seorang anak perempuan berusia 13 tahun di Kota Palembang pada Selasa (13/10), korban dicabuli oleh guru mengajinya sendiri dengan modus mengajarkan teknik pernapasan.
Dari kasus-kasus yang diberitakan maupun dari laporan ke WCC Palembang, Yeni menyebut para pelaku dari orang terdekat korban mencapai 80 persen dibandingkan pelaku yang tidak dikenal korban.
Selain itu pola-pola kekerasan yang dilancarkan pun semakin brutal sampai menyebabkan korban meninggal dunia, seperti kasus pemerkosaan disertai pembunuhan di Kabupaten Musi Rawas Utara pada akhir September 2020, diketahui antara korban dan pelaku masih ada hubungan keluarga.
"Jumlah kasus memang penting, namun mengatasi pola-pola kejahatan lebih penting karena dikhawatirkan para pelaku semakin mengerikan, maka itu penting sekali memberikan tindakan sangat tegas kepada pelaku," tambah ia.
"Kasus kekerasan seksual di Sumsel bisa dikatakan sudah di atas level darurat," kata Yeni.
Baca Juga: Herman Deru : Demontrasi Justru Perbuatan Terhormat Dilakukan Buruh
Oleh karena itu ia mengajak masyarakat lebih memperhatikan perempuan dan anak-anak di lingkungan masing-masing, sebab persoalan kekerasan seksual tidak dapat ditumpukan kepada pemerintah ataupun pihak kepolisian.
"Bagaimanapun edukasi kepada anak perempuan dari para orangtua sangat penting, kemudian bagi perempuan itu sendiri perlu membekali diri dengan sikap tegas dan berani bersuara," jelasnya.
WCC Palembang mendata selama Januari hingga Agustus telah menerima 72 laporan kasus kekerasan, terdiri dari 20 kasus KDRT, 18 kasus pemerkosaan, 13 kasus pelecehan seksual, 12 kasus KDP dan sembilan kekerasan lainnya.
Berita Terkait
-
Viral! Video Petugas Lapas Bongkar Pesta Sabu dan Minta Perlindungan Prabowo
-
Video Dugaan Pesta Sabu di Lapas Viral, Pejabat Kemenkumham Sumsel Diperiksa?
-
Bongkar Praktik Licik Lapas Tanjung Raja, Robby Minta Tolong Presiden Prabowo
-
Kisah Tragis Novi, Ibu Dua Anak Sering Diganggu Tetangga Genit Malah Dipenjara
-
Daftar Diskon BRI Palembang: Hemat Makan, Belanja, & Kecantikan!
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Aset Pemprov Sumsel yang Hilang Selama 73 Tahun Akhirnya Ditemukan
-
Gempa Beruntun Guncang OKU, BPBD Imbau Masyarakat Tetap Tenang
-
Semen Baturaja Raih Penghargaan SNI Award 2024: Bukti Komitmen Kualitas
-
Jalur Pendakian Gunung Dempo Ditutup Sementara, 68 Pendaki Dievakuasi
-
Dukung Pemberdayaan Disabilitas dan Gaya Hidup Sehat, BRI Hadir di OPPO Run 2024