Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 13 Oktober 2020 | 17:46 WIB
Pertunjukkan Rahim Sungai Musi di Palembang (Kenedy)

SuaraSumsel.id - Pertunjukan seni tari yang ditayangkan secara live treaming berhasil dilaksanakan di Sungai Ogan, anak Sungai Musi di kota Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (13/10/2020).

Sebanyak 43 perempuan yang turut ambil bagian dari seni tari pertunjukan yang berpanggung di Sungai Ogan ini. Mereka menyampaikan makna sungai sebagai sumber kehidupan dengan beragam perspektif dan perkembangannya.

Pertunjukan selama hampir 25 menit tersebut ramai ditonton oleh masyarakat di 15 Ulu Rt 25 kawasan Sungai Buaya, Jakabaring Palembang.

Sesi pertunjukkan dibagi tiga bagian yang dimulai sungai sebuah identitas dari pada masyarakat dengan aktivitas yang sering dilakukan perempuan, seperti mencuci pakaian hingga memancing ikan. Menjadikan perempuan ialah sosok utama yang lekat dengan sungai.

Baca Juga: DPRD Sumsel Akhirnya Bersuara, Dukung Mahasiswa Surati Presiden Joko Widodo

Pertunjukkan Rahim Sungai Musi di Palembang (Kenedy)

“Kita kembali mengingatkan bahwa perempuan ialah bagian yang paling terdekat sungai. Sungai ialah bagian dari masyarakat Palembang dengan beragam budaya yang hadir serta menjadi induk kehidupan masyarakat,” kata Koreografer, Sonia Anisah Utami, usai pertunjukkan.

Pada bagian kedua, pertunjukkan ini ingin menghadirkan renungan dan refleksi atas kehidupan. Bagaimana sungai mengalami perubahan akibat industri, dan ketidakperhatian dalam menjaga lingkungan.

“Banyak pesan yang hadir dari pertunjukkan ini. Kami melihat ada dua point penting, kondisi fisik sungai musi yang cukup memprihatinkan. Selain pendangkalan, abrasi juga limbah,” terang Sonia.

Permasalahan lainnya yakni, perubahan lanskap Sungai Musi yang berdampak pada perilaku budaya masyarakatnya.

Bagian ketiga, seni pertunjukkan ini ialah menggambarkan bahwa sungai tidak lepas dari kehidupan ekonomi yang menjadi fundamental hidup masyarakat. Seperti halnya, pasar terapung yang menjadi bagian kehidupan perempuan sungai.

Baca Juga: Diamankan, Kelompok Pemuda Asal DKI Diserahkan ke Bareskrim Polri

“Kita mencoba menggabungkna tiga dunia (dimensi), mulai dar kehidupan realita, virtual dan spriritual yang saling melengkapi. Karya ini pun ialah kolaborasi banyak pihak,” tutup ia.

Pertunjukkan Rahim Sungai Musi di Palembang, Selasa (13/10/2020) (Kenedy)

Skenografi Conie Sema mengatakan pertunjukkan ini ialah pertunjukkan pertama yang dilakukan dengan mengambil latar panggung langsung di sungai.

Sungai yang menjadi panggung pertunjukkan menjadikannya subjek dalam pertunjukkan.

“Dengan banyak nilai dan beragam perspektif akan permasalahan sungai. Kita menghadirkan sungai sebagai subjek pertunjukkan. Akan sangat berbeda jika menghadirkan kritik ekologi jika memindahkan sungai di pertunjukkan di darat atau indoor,” terang ia.

Budayawan Palembang, Toto Dai Permana menilai pertunjukkan ini akan mampu menjadi alternatif berkesenian di Palembang. Dengan menjadikan Sungai Musi sebagai subjek hingga menggambarkan beragam nilai, pertunjukkan ini mengingatkan makna sungai sebagai rahim kehidupan masyarakat, terutama di Sumsel.

“Saya sangat mengapreasiasikan karya ini. Bukan hanya sebuah seni tari, namun akan banyak nilai pertunjukkan. Masyarakat Palembang dan Sumsel memiliki sejarah panjang akan sungai,” ungkapnya.

Load More