Benteng Kuto Besak Palembang: Kisah Sejarah, Mitos, dan Spot Senja Paling Ikonik

Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang: ikon sejarah Kesultanan, ruang publik hidup, mitos mistis, dan spot senja indah dengan latar Jembatan Ampera.

Tasmalinda
Minggu, 14 Desember 2025 | 21:04 WIB
Benteng Kuto Besak Palembang: Kisah Sejarah, Mitos, dan Spot Senja Paling Ikonik
pelataran Benteng Kuto Besak [dinas pariwisata Palembang]
Baca 10 detik
  • Benteng Kuto Besak dibangun akhir abad ke-18 sebagai pusat pertahanan Kesultanan Palembang Darussalam.
  • Benteng ini kini berfungsi sebagai ruang publik hidup yang memadukan sejarah dengan cerita mistis lokal.
  • Lokasi strategis di tepi Sungai Musi menawarkan panorama senja indah berlatar Jembatan Ampera.

SuaraSumsel.id - Di jantung Kota Palembang, berdiri kokoh sebuah benteng bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang peradaban di tepian Sungai Musi. Benteng Kuto Besak (BKB) bukan sekadar bangunan tua peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam, melainkan ruang publik hidup yang memadukan sejarah, cerita mistis, dan panorama senja yang selalu memikat wisatawan.

Benteng ini dibangun pada akhir abad ke-18 dan rampung pada masa Sultan Mahmud Badaruddin I. Berbeda dengan benteng kolonial pada umumnya, Benteng Kuto Besak dirancang sebagai pusat pertahanan sekaligus simbol kekuasaan kesultanan. Dindingnya yang tebal, struktur bangunan yang simetris, serta posisinya yang strategis di tepi Sungai Musi menjadikan benteng ini titik vital pengawasan lalu lintas sungai pada masanya.

Selain nilai historis, Benteng Kuto Besak juga lekat dengan berbagai mitos yang masih dipercaya sebagian masyarakat. Konon, kawasan ini menyimpan aura sakral karena dulunya menjadi pusat pemerintahan dan aktivitas penting kesultanan. Beberapa warga meyakini keberadaan “penjaga tak kasatmata” di sudut-sudut benteng, terutama saat malam hari. Meski demikian, cerita-cerita tersebut justru menambah daya tarik BKB sebagai destinasi wisata budaya yang sarat kisah.

Kini, wajah Benteng Kuto Besak telah bertransformasi menjadi salah satu ruang publik favorit warga Palembang. Area sekitarnya tertata rapi dan ramai dikunjungi, terutama menjelang sore hari. Wisatawan dapat duduk santai di pelataran benteng, menikmati semilir angin Sungai Musi, sambil menyaksikan aktivitas perahu ketek yang lalu lalang.

Baca Juga:Bank Sumsel Babel Sabet Juara II BERES Award 2025, Tegaskan Dukungan bagi Pembangunan Daerah

Waktu terbaik berkunjung ke Benteng Kuto Besak adalah saat senja.

Dari sini, pengunjung bisa menikmati matahari terbenam dengan latar Jembatan Ampera yang ikonik. Pantulan cahaya jingga di permukaan Sungai Musi menciptakan pemandangan yang kerap diburu fotografer dan wisatawan.

Tak sedikit pula pengunjung yang memanfaatkan momen ini untuk berfoto atau sekadar melepas penat setelah beraktivitas.

Benteng Kuto Besak juga menjadi titik awal wisata sungai Palembang. Dari dermaga di sekitarnya, wisatawan dapat menyeberang ke Kampung Kapitan, Kampung Al Munawar, hingga berkeliling Sungai Musi dengan perahu wisata. Keberadaan pedagang kuliner khas Palembang di sekitar area benteng semakin melengkapi pengalaman berkunjung.

Dengan perpaduan sejarah, mitos, dan panorama senja yang menawan, Benteng Kuto Besak tetap menjadi ikon Palembang yang tak pernah kehilangan pesonanya.

Baca Juga:Bank Sumsel Babel Hadir Lebih Dekat bagi Masyarakat Pulau Rimau melalui Kantor Kas Baru

Bagi wisatawan maupun warga lokal, tempat ini bukan hanya destinasi foto, tetapi ruang untuk merasakan denyut sejarah kota yang terus hidup di tepian Sungai Musi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak