Diduga Jadi Korban Bullying, Siswa SD di Talang Jambe Trauma dan Takut Kembali ke Sekolah

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa sang anak menunjukkan perubahan perilaku drastis dalam beberapa hari terakhir

Tasmalinda
Jum'at, 14 November 2025 | 21:00 WIB
Diduga Jadi Korban Bullying, Siswa SD di Talang Jambe Trauma dan Takut Kembali ke Sekolah
Ilustrasi anak di Palembang kena bullying. (Pixabay)@Tumisu)
Baca 10 detik
  • Seorang siswa SD di Talang Jambe diduga menjadi korban bullying oleh teman sebayanya.

  • Anak tersebut menunjukkan tanda trauma dan menolak kembali ke sekolah.

  • Keluarga meminta pihak sekolah memberikan perhatian dan penanganan atas kejadian itu.

SuaraSumsel.id - Dunia pendidikan di Kota Palembang kembali diguncang kabar memprihatinkan. Seorang siswa di salah satu SD di kawasan Talang Jambe diduga menjadi korban bullying hingga membuatnya takut pergi ke sekolah dan berhenti beraktivitas seperti biasa.

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa sang anak menunjukkan perubahan perilaku drastis dalam beberapa hari terakhir. Ia kerap menangis, enggan bersiap ke sekolah, dan memilih berdiam diri di rumah. Orang tua mulai curiga setelah mendapati anak mereka tampak tertekan dan tidak ingin bercerita tentang apa yang dialami di lingkungan sekolah.

Menurut keterangan keluarga, dugaan kuat mengarah pada tindakan bullying oleh teman sebaya di kelasnya. Tekanan yang dialami sang anak bahkan membuatnya kehilangan semangat belajar dan enggan berinteraksi. Kondisi tersebut tentu menimbulkan kekhawatiran mendalam, mengingat lingkungan sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan menumbuhkan rasa percaya diri pada setiap siswa.

Kasus ini memicu perhatian warga sekitar yang meminta pihak sekolah lebih sigap dalam melakukan pengawasan dan penanganan. Mereka menegaskan bahwa tindakan intimidasi sekecil apa pun dapat meninggalkan luka psikologis serius pada anak di usia sekolah dasar.

Baca Juga:Listrik Padam di Paripurna DPRD Sumsel, Benar Gangguan Teknis atau Ada yang Janggal?

“Anak-anak harus pulang dengan senyum, bukan dengan rasa takut,” ujar salah satu orang tua yang turut prihatin.

Aktivis perlindungan anak di Palembang juga menyerukan pentingnya kerja sama antara orang tua, guru, dan sekolah untuk mencegah kasus serupa terulang. Mereka menekankan bahwa bullying bukan sekadar perilaku nakal, melainkan kekerasan yang dapat menghambat tumbuh kembang anak.

Kini, keluarga korban masih berupaya memulihkan kondisi mental sang anak sambil menunggu tindak lanjut dari pihak sekolah. Harapan mereka sederhana: sang buah hati bisa kembali merasa aman dan nyaman saat belajar.

Setiap anak berhak merasa aman, dihargai, dan dilindungi — baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan mana pun.

Baca Juga:Bank Sumsel Babel Hadir untuk ASN: Solusi Keuangan Aman di Masa Pensiun

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini