-
KONI Sumsel mencabut dua medali emas cabang atletik yang diraih kontingen Muba pada Porprov XV.
-
Pencabutan dilakukan karena dua atlet Muba terbukti masih terdaftar sebagai atlet Kota Kediri.
-
Keputusan ini membuat klasemen cabang atletik Porprov XV Sumsel berubah secara signifikan.
SuaraSumsel.id - Gemuruh sorak-sorai baru saja mereda, namun kejutannya justru baru mulai. Di tengah atmosfer kemenangan dan euforia, sebuah keputusan mengejutkan digelar oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Selatan (KONI Sumsel) yang merombak perhitungan medali cabang olahraga atletik pada Pekan Olahraga Provinsi XV Sumatera Selatan (Porprov XV).
Dua medali emas yang awalnya diperhitungkan untuk kontingen Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dicabut sehingga mengubah kondisi klasemen dan mengguncang dunia olahraga di Sumsel.
Menurut Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasra) Porprov XV, Dr. Arianto, keputusan itu lahir dari temuan yang tak terbantahkan yakni dua atlet yakni Maulana dan Indira Pratiwi yang masih tercatat sebagai anggota kontingen Kota Kediri, Jawa Timur, dalam daftar atlet resmi pada ajang yang berbeda di Surabaya.
Tak ada dokumen perpindahan sah yang mencatat keduanya ke Muba.
Baca Juga:Dulu Dikejar, Sekarang Diakui! Legalisasi Sumur Minyak Rakyat Ubah Nasib Warga Musi Banyuasin
Penjelasan teknis datang dari Technical Delegate (TD) cabang atletik, Zulfaini, yang mengatakan bahwa proses bermula dari protes yang diajukan tak lama setelah pertandingan. “Sesuai prosedur, protes diajukan 30 menit setelah pertandingan dan kemudian dibahas oleh panitia besar Porprov,” katanya.
KONI Sumsel kemudian mengambil sikap tegas: seluruh kegiatan Maulana dan Indira pada Porprov XV dianggap batal serta medali emas mereka resmi dicabut.
Dengan pencabutan dua medali emas tersebut, otomatis terjadi perubahan dramatis dalam klasemen cabang atletik. Atlet yang sebelumnya berada di posisi kedua kini naik menjadi juara pertama, sedangkan mereka di peringkat ketiga dan keempat pun naik satu tingkat.
Ketua Harian KONI Sumsel, Aliandra Pati Gantada SH MH, menyebut keputusan tersebut sebagai “wujud komitmen menjaga integritas olahraga di Sumsel”. “Kami tidak ingin ada preseden buruk di mana atlet dari luar daerah memperkuat kontingen tanpa prosedur yang benar,” ujarnya.
Melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com, Sekretaris Umum KONI Sumsel, Tubagus Sulaiman SH MH, menyatakan bahwa verifikasi atlet ke depan akan diperketat. “Kami akan lebih ketat dalam melakukan verifikasi agar kejadian serupa tak terulang,” katanya.
Baca Juga:SKK Migas & Pemkab Muba Perkuat Sinergi Hulu Migas, Dongkrak Ekonomi Daerah
Kasus ini sejatinya lebih dari sekadar tentang medali yang dicabut—ini adalah alarm bagi semua pihak: atlet, pelatih, pengurus cabang olahraga, dan penyelenggara. Sportivitas bukan hanya soal siapa tercepat atau terkuat di lintasan, tetapi juga bagaimana suatu kontingen bertanding dengan aturan yang jelas, prosedur yang sah, dan tanpa ruang bagi manipulasi administratif.
Di tengah gemerlap Porprov yang selalu dirayakan sebagai ajang pengukuran kekuatan olahraga provinsi, momentum ini bisa jadi titik balik. Apakah Sumsel siap untuk memperkuat sistem administrasi dan verifikasi atletnya? Apakah para atlet muda di Muba dan kabupaten/kota lainnya kini akan lebih percaya bahwa kemenangan hadir lewat usaha dan bukan celah regulasi?
KONI Sumsel berharap semua pihak dapat menerima keputusan dengan bijak dan menjadikannya bahan evaluasi demi kualitas penyelenggaraan Porprov ke depan.