-
Bayi lima hari dijual oleh orang tuanya di Palembang seharga Rp15 juta karena alasan ekonomi.
-
Polisi menduga ada jaringan perdagangan bayi lintas daerah yang memanfaatkan kemiskinan.
-
Kasus ini menggugah kepedulian terhadap lemahnya perlindungan sosial dan kesejahteraan ibu muda miskin.
Jaringan ini disebut memanfaatkan celah ekonomi dan kurangnya pengawasan rumah bersalin informal.
5. Bayi Kini dalam Perlindungan Negara
Setelah diselamatkan, bayi tersebut kini berada di bawah pengawasan Dinas Sosial Sumatera Selatan dan Unit Pelindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Ia akan mendapat perawatan dan pendampingan hingga proses hukum terhadap orang tuanya selesai.
Pemerintah daerah memastikan bayi akan diasuh dengan aman dan memiliki identitas hukum yang sah.
Baca Juga:Kronologi Bayi 5 Hari Dijual Orang Tuanya di Palembang, Terungkap dari Laporan Warga
6. Cermin Buram Kemiskinan dan Rasa Putus Asa
Kasus ini mengguncang nurani publik bukan karena nilai transaksinya, tetapi karena rasa kemanusiaan yang terkikis oleh tekanan hidup.
Ketika kebutuhan dasar tak terpenuhi dan sistem sosial tak hadir, keputusan ekstrem seperti ini menjadi “jalan pintas yang salah tapi nyata.”
Kasus bayi lima hari dijual di Palembang seharusnya tidak berhenti pada proses hukum semata.
Ia harus menjadi refleksi besar, bahwa di balik angka kemiskinan, ada tragedi kemanusiaan yang sesungguhnya.
Dan di balik setiap “harga bayi”, ada jeritan sunyi seorang ibu yang kalah oleh keadaan.
Baca Juga:Bayi Lima Hari Dijual di Palembang: Ketika Kemiskinan Mengalahkan Kasih Ibu