-
Yudo Sadewa, anak Menkeu Purbaya, viral usai menyindir mahasiswa soal demo dibayar.
-
Publik memperingatkan Yudo karena pernyataannya dinilai bisa berdampak pada reputasi ayahnya.
-
Video ini muncul saat Purbaya sedang mendapat banyak dukungan atas integritas dan kinerjanya di bidang ekonomi.
SuaraSumsel.id - Di tengah meningkatnya dukungan terhadap Purbaya Yudhi Sadewa, yang dikenal sebagai ekonom senior sekaligus pejabat Kementerian Keuangan dengan reputasi bersih dan tegas, justru muncul kontroversi dari sang anak, Yudo Sadewa, yang kini ramai diperbincangkan publik.
Yudo menjadi sorotan setelah mengunggah video pendek di media sosial berisi pernyataan yang menyinggung dunia aktivisme mahasiswa.
Dalam video tersebut, ia tampak mengenakan masker putih dan hoodie hitam, lalu melontarkan sindiran yang memicu perdebatan.
“Guys, nanti kalau kalian udah lulus kuliah jangan kaget kalau temen kalian yang dulu ikut demo aktif, jadi tersangka kasus korupsi, guys,” ucapnya.
Baca Juga:Polisi dan Unud Berbeda Versi Soal CCTV Kematian Timothy, Ada yang Disembunyikan?
Tak berhenti di situ, Yudo menulis caption tajam dalam unggahan yang sama:
“Mereka demo bukan karena antikorupsi, tetapi karena tidak kebagian jatah.”
Pernyataan itu langsung menjadi buah bibir di dunia maya. Banyak warganet yang memperingatkan Yudo agar berhati-hati berbicara di ruang publik, apalagi ketika pernyataannya bisa berdampak terhadap nama besar sang ayah yang tengah mendapat dukungan luas dari berbagai kalangan akademisi dan masyarakat ekonomi.
Dukungan untuk Purbaya, Sorotan untuk Anak
Beberapa waktu terakhir, Purbaya Yudhi Sadewa memang banyak mendapat sorotan positif karena dinilai konsisten memperjuangkan transparansi fiskal dan pengelolaan utang negara yang hati-hati.
Sejumlah akademisi bahkan menyebut Purbaya sebagai sosok teknokrat yang mampu menjaga stabilitas ekonomi tanpa kehilangan integritas.
Baca Juga:Murah tapi Keren! Deretan Mobil Bekas Irit BBM di Bawah Rp60 Juta Masih Layak ke Kampus
Namun, di tengah citra positif itu, unggahan sang anak justru memunculkan dinamika baru di ruang publik. Sebagian netizen menilai video Yudo bisa menimbulkan salah tafsir dan berpotensi menimbulkan sentimen negatif terhadap keluarga pejabat publik.
“Bijaklah bermedia sosial, apalagi kalau ayahmu pejabat publik,” tulis salah satu pengguna instagram.
Ada pula yang menilai bahwa sindiran Yudo sebenarnya mengandung kritik sosial, tetapi cara penyampaiannya terkesan terlalu frontal.
Terlepas dari pro dan kontra, peristiwa ini kembali membuka ruang diskusi soal bagaimana generasi muda menyampaikan opini di era digital.
Sebagai anak pejabat publik, setiap kata yang diunggah ke media sosial akan dengan mudah dikaitkan dengan posisi dan reputasi orang tuanya.
Netizen berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bersama, terutama bagi publik figur muda, untuk menyalurkan kritik sosial dengan cara yang lebih bijak dan konstruktif — tanpa menyinggung atau memperkeruh situasi sosial yang sensitif.