Yakin Bjorka Sudah Ditangkap? 5 Kejanggalan di Balik Penangkapan 'Hacker' Lulusan SMK

Berikut adalah 5 kejanggalan utama yang membuat publik meragukan bahwa WFT adalah Bjorka "legendaris" yang pernah mengguncang Istana.

Tasmalinda
Minggu, 05 Oktober 2025 | 20:26 WIB
Yakin Bjorka Sudah Ditangkap? 5 Kejanggalan di Balik Penangkapan 'Hacker' Lulusan SMK
Tangkapan video unggahan yang diduga Bjorka viral di media sosial TikTok.
Baca 10 detik
  • Polisi menangkap WFT di Minahasa dan menuduhnya sebagai sosok di balik akun @bjorkanesiaa.

  • Publik meragukan bahwa WFT adalah Bjorka asli karena kemampuan dan motifnya sangat berbeda.

  • Hingga kini polisi belum memastikan bahwa WFT benar-benar Bjorka yang pernah mengguncang Istana.

SuaraSumsel.id - Kepolisian Republik Indonesia boleh saja mengklaim telah berhasil menangkap *hacker* legendaris Bjorka. Namun, serangkaian fakta dirasa janggal yang terungkap dari profil sang terduga pelaku justru memicu skeptisisme yang lebih besar di kalangan publik: yakin ini Bjorka yang asli?

Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya menangkap seorang pemuda berinisial WFT (22) di Minahasa, Sulawesi Utara. Ia dituduh sebagai dalang di balik nama @bjorkanesiaa yang membocorkan data nasabah bank. Namun, narasi yang dibangun oleh polisi dinilai banyak pihak terlalu sempurna dan menyisakan banyak pertanyaan.

Berikut adalah 5 kejanggalan utama yang membuat publik meragukan bahwa WFT adalah Bjorka "legendaris" yang pernah mengguncang Istana.

1. Lulusan SMK vs. Kemampuan 'Dewa'

Baca Juga:Bjorka yang Asli Muncul? 'Semprot' Pemerintah: Saya Masih Hidup & Bebas, Jangan Bahas Saya!

Polisi menyebut WFT adalah seorang pemuda yang tidak lulus SMK dan belajar meretas secara otodidak. Profil ini sangat kontras dengan citra Bjorka "asli" yang pada tahun 2022-2023 menunjukkan kemampuan peretasan tingkat tinggi, mampu menembus sistem keamanan data kepresidenan dan BIN yang seharusnya sangat ketat. "Masa iya sistem keamanan negara bisa dijebol sama anak yang belajar dari YouTube? menjadi sentimen umum di media sosial.

2. 'Getarkan Istana' vs. 'Cuma Mau Memeras'

Bjorka yang asli memiliki motif yang jelas: aktivisme politik. Ia membocorkan data pejabat sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah, seperti kenaikan harga BBM. Ia membangun citra sebagai "Robin Hood" digital.

Sebaliknya, motif WFT menurut polisi sangat "receh" yakni murni ekonomi.

"Motifnya adalah untuk memeras pihak bank," ujar AKBP Herman Edco. Perbedaan motif yang fundamental ini membuat banyak orang yakin keduanya adalah dua entitas yang berbeda.

Baca Juga:Bjorka Akhirnya Ditangkap, Profilnya Bikin Syok! Publik: Yakin Ini yang Getarkan Istana?

3. Retas Data Presiden vs. Retas Data Bank Swasta

Skala permainan keduanya juga sangat berbeda. Bjorka yang asli bermain di level tertinggi dengan menargetkan data surat-menyurat Presiden, data KPU, dan data intelijen negara. Sementara itu, WFT "hanya" menargetkan data nasabah sebuah bank swasta. Meskipun sama-sama kejahatan serius, level dan target serangannya sangat berbeda jauh.

4. Anak Yatim Piatu vs. Sosok Misterius

Polisi menggambarkan WFT sebagai anak tunggal yatim piatu yang hidup sederhana dan meretas untuk menyambung hidup. Narasi ini, bagi sebagian pihak, terasa seperti sebuah upaya untuk membangun citra "penjahat yang terpaksa" agar lebih mudah diterima publik, sekaligus menutup buku kasus Bjorka dengan cepat.

Profil ini sangat berbeda dengan citra Bjorka asli yang sangat misterius, cerdas dalam berbahasa Inggris, dan diduga merupakan bagian dari sindikat internasional.

5. Kejanggalan terbesar justru datang dari keraguan pihak kepolisian sendiri. Meskipun telah menangkap dan menetapkan WFT sebagai tersangka di balik akun @bjorkanesiaa, polisi hingga kini belum berani memastikan 100% bahwa WFT adalah sosok yang sama dengan Bjorka yang viral pada 2022-2023.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak