Kisah Tapis Pringsewu: Dari Hobi Menjahit Jadi Sumber Rezeki Keluarga

Di balik keindahan setiap helai Tapis Pringsewu, terjalin kisah perjuangan seorang perempuan tangguh bernama Tanti.

Tasmalinda
Rabu, 17 September 2025 | 12:00 WIB
Kisah Tapis Pringsewu: Dari Hobi Menjahit Jadi Sumber Rezeki Keluarga
Tapis Pringsewu

SuaraSumsel.id - Di balik keindahan setiap helai Tapis Pringsewu, terjalin kisah perjuangan seorang perempuan tangguh bernama Tanti. Berawal dari sekadar coba-coba, ia kini menjadikan tenunan tradisional itu sebagai ladang rezeki utama bagi keluarganya.

Sejak tahun 2005, bersama sang suami, Tanti berani mengambil keputusan besar: meninggalkan usaha warung sembako demi menekuni kerajinan Tapis, semata-mata demi memastikan pendidikan anak-anaknya tetap terjamin.

Perjalanan itu tentu tidak mulus. Di awal, hasil karyanya nyaris tak dilirik pasar. Namun, tekadnya untuk terus belajar dan berkarya tidak pernah padam.

Perlahan, antara 2008 hingga 2010, sinar harapan mulai muncul ketika permintaan Tapis Pringsewu meningkat. Dari situlah, jalan kesuksesan Tanti terbuka lebar hingga mampu mengantarkan kedua buah hatinya duduk di bangku kuliah.

Baca Juga:PTBA Gandeng Pemkab Pringsewu, Cetak 3.000 UMKM Muda Berkualitas Lewat Rumah BUMN

"Saya dan suami memulai bisnis ini dari nol pada 2005 lalu. Sebelumnya kami buka warung sembako, tapi karena takut nanti anak saya sekolah dan butuh biaya besar, akhirnya kami beralih ke Tapis Pringsewu," kenang Tanti.

Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, Tanti kini menikmati hasil manis dari bisnisnya. Tidak hanya mampu membiayai kuliah kedua anaknya, hasil dari penjualan Tapis juga memungkinkannya membeli rumah, tanah, dan sawah, serta memiliki tabungan yang terus bertambah.

Kerumitan yang Sebanding dengan Hasil

Harga Tapis Pringsewu bervariasi, mulai dari Rp400 ribu hingga Rp1,5 juta per setel, tergantung pada kualitas, kerumitan motif, dan waktu pengerjaannya. Tanti menjelaskan bahwa pembuatan satu setel Tapis bisa memakan waktu hingga tiga bulan karena detail penenunan dan penyulaman yang rumit menggunakan benang emas dan perak.

Kerumitan ini sebanding dengan omzet yang diraihnya. Pada tahun 2024, Tanti berhasil mengantongi pendapatan kotor hingga Rp100 juta. Hingga September 2025, ia telah meraup sekitar Rp50 juta.

Baca Juga:Raup Rp20 Triliun, PT Bukit Asam Kini Ubah Batu Bara Jadi Energi Surya dan Pupuk Pangan

Tapis Pringsewu
Tapis Pringsewu

Bergabung dengan Mitra Binaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

Kisah sukses Tanti menarik perhatian PTBA. Tanti diundang untuk menghadiri peresmian Rumah BUMN Pringsewu dan diajak bergabung sebagai salah satu mitra binaan UMKM PTBA. Kesempatan ini disambut Tanti dengan penuh rasa syukur.

"Saya berterima kasih sekali kepada PTBA yang sudah mengenalkan saya dan mengajak ke peresmiannya. Rasanya benar-benar terpilih," ungkapnya penuh harap.

Bergabung dengan PTBA membuka harapan baru bagi Tanti. Ia berharap PTBA dapat membantunya dalam hal promosi agar bisnisnya semakin berkembang.

"Mudah-mudahan PTBA bisa terus membantu mempromosikan hasil kerajinan kami. Saya masih banyak hal yang belum tahu, terutama soal cara promosi. Jadi saya sangat berharap bisa diarahkan," pungkas Tanti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak