Padi Apung Jadi Solusi Sumsel Hadapi Krisis Pangan, Begini Caranya!

Inovasi pertanian kembali mengangkat nama Sumatera Selatan (Sumsel) di panggung nasional. Pada Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional X, yang digelar di Jsc.

Tasmalinda
Senin, 15 September 2025 | 12:45 WIB
Padi Apung Jadi Solusi Sumsel Hadapi Krisis Pangan, Begini Caranya!
padi apung di Sumatera Selatan

SuaraSumsel.id - Baca 10 detik

  • Sumatera Selatan (Sumsel) menorehkan prestasi nasional lewat inovasi padi apung di lahan rawa yang sulit produktif.
  • Selain padi apung, Sumsel meluncurkan Gerakan Sumsel Mandiri Benih untuk memastikan ketersediaan benih unggul tepat waktu.
  • Gubernur Sumsel, H. Herman Deru, menekankan pentingnya disiplin petani dalam memanfaatkan teknologi baru dan benih unggul.

Inovasi pertanian kembali mengangkat nama Sumatera Selatan (Sumsel) di panggung nasional. Pada Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional X, yang digelar di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Kementerian Pertanian memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan Sumsel mengembangkan teknologi Padi Apung di lahan rawa yang selama ini dianggap sulit produktif.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan RI, Dr. Yudi Sastro, menyebut inovasi ini sebagai terobosan cerdas menghadapi tantangan produksi di wilayah tergenang dan rawan banjir.

“Padi apung adalah solusi yang bisa meningkatkan produksi di lahan yang selama ini tidak produktif. Sumsel sudah berani mencoba, dan hasilnya sangat menggembirakan,” ujarnya.

Baca Juga:Gempa 2,1 SR di Pagaralam: Meski Ringan, Kenapa Getaran Tetap Terasa?

Teknologi padi apung menggunakan rakit atau styrofoam sebagai wadah tanam di lahan yang kerap terendam air. Sistem ini memungkinkan petani tetap bisa menanam padi meski banjir melanda, sekaligus membuka peluang peningkatan produktivitas yang signifikan.

Selain padi apung, Sumsel juga memperkenalkan Gerakan Sumsel Mandiri Benih, program strategis untuk memastikan ketersediaan benih unggul bersertifikat secara tepat waktu. Menurut Dr. Yudi, langkah ini sangat krusial dalam percepatan swasembada pangan, yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto. “Dengan benih yang cukup, berkualitas, dan tepat waktu, target swasembada pangan bukan sekadar mimpi,” tambahnya.

Target swasembada pangan yang awalnya dijadwalkan dalam empat tahun, kini dipercepat menjadi hanya dua tahun, bahkan Sumsel ditargetkan mencapai capaian maksimal tahun ini.

Fokusnya ada pada empat komoditas utama: beras, jagung, gula, dan garam. Di tengah target tinggi ini, Sumsel justru menunjukkan capaian terbaik dibanding provinsi lain.

Gubernur Sumsel, H. Herman Deru, menyatakan kebanggaannya atas keberhasilan uji coba padi apung yang kini siap diperluas ke berbagai kabupaten. Menurutnya, inovasi ini bukan hanya solusi pangan, tetapi juga memiliki potensi dikembangkan sebagai agrowisata, menarik masyarakat dan investor untuk melihat langsung produksi pertanian modern di rawa.

Baca Juga:Saksikan Kisah Tunggu Tubang di UIN Raden Fatah Palembang: Film, Foto, dan Diskusi Publik

Padi apung di Sumatera Selatan
Padi apung di Sumatera Selatan

Namun, gubernur menegaskan, teknologi tanpa kedisiplinan petani akan sia-sia. “Penerapan benih baru, pupuk, dan pendampingan penyuluh harus dijalankan dengan disiplin. Ini yang akan menentukan keberhasilan,” tegas Herman Deru.

Selain itu, ia menekankan strategi peningkatan indeks pertanaman. Dengan panen lebih dari satu kali setahun, produktivitas bisa melonjak drastis. Tak kalah penting, efisiensi pascapanen menjadi sorotan agar kehilangan hasil atau “losis” bisa ditekan, sehingga kerja keras petani benar-benar membuahkan hasil optimal.

Dengan inovasi padi apung, gerakan mandiri benih, serta dukungan semua pihak, Sumsel menegaskan perannya sebagai pionir ketahanan pangan nasional. Provinsi ini bukan hanya menjadi contoh inovasi teknologi pertanian, tetapi juga simbol kesiapan daerah menjawab tantangan pangan masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak