394 Kasus Karhutla Hantui Sumsel Sepanjang Agustus, Ogan Ilir Jadi Episentrum Api

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat, sepanjang Agustus 2025 terjadi 394 kejadian karhutla yang tersebar di sejumlah kabupaten.

Tasmalinda
Rabu, 03 September 2025 | 19:29 WIB
394 Kasus Karhutla Hantui Sumsel Sepanjang Agustus, Ogan Ilir Jadi Episentrum Api
ilustrasi kebakaran lahan. [ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc]
Baca 10 detik
  • Sepanjang Agustus 2025, BPBD Sumatera Selatan mencatat 394 kejadian karhutla
  • Jumlah hotspot di Sumsel memang menurun dari 1.321 titik pada Juli menjadi 489 titik pada Agustus
  • Penanganan dilakukan melalui patroli udara, water bombing, hingga ground check di lahan gambut.

SuaraSumsel.id - Provinsi Sumatera Selatan kembali dikepung ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat, sepanjang Agustus 2025 terjadi 394 kejadian karhutla yang tersebar di sejumlah kabupaten.

Kabid Penanganan BPBD Sumsel, Sudirman, menyebut Kabupaten Ogan Ilir menjadi daerah dengan kasus terbanyak, yakni 106 kejadian. Disusul Musi Banyuasin (77 kejadian), Ogan Komering Ilir (50 kejadian), Banyuasin (49 kejadian), Muara Enim (37 kejadian), PALI (29 kejadian), serta Musi Rawas (17 kejadian).

Karhutla di Sumsel cukup terbantu dengan adanya hujan yang masih turun beberapa kali di sejumlah wilayah. Hujan itu membantu menurunkan jumlah hotspot yang terdeteksi,” kata Sudirman di Palembang, Selasa (2/9).

Baca Juga:63 Murid SD Keracunan Usai Santap MBG di OKI, Ini Fakta dan Respons Pemerintah

Hotspot Menurun, Ancaman Belum Usai

Meski jumlah kejadian masih ratusan, tren titik panas atau hotspot di Sumsel menunjukkan penurunan. Pada Agustus, BPBD mendeteksi 489 titik panas, jauh lebih rendah dibandingkan 1.321 titik pada Juli 2025.

Secara akumulasi sejak Januari hingga Agustus, total hotspot yang tercatat di Sumsel mencapai 3.336 titik. Angka ini menjadi indikator bahwa potensi karhutla masih tinggi, terutama saat kemarau belum sepenuhnya berakhir.

Strategi Penanganan: Dari Udara Hingga Darat
Upaya pencegahan dan penanganan terus dilakukan BPBD bersama TNI, Polri, dan instansi terkait. Sejumlah langkah yang digencarkan di antaranya:

  1. Patroli udara menggunakan helikopter.
  2. Water bombing ke area dengan titik api besar.
  3. Ground check ke lokasi rawan, terutama di lahan gambut.

Namun, Sudirman menegaskan, meski jumlah hotspot turun, kewaspadaan tidak boleh kendor. “Musim kemarau masih berlangsung hingga September, jadi risiko karhutla tetap ada. Kita harus tetap siaga penuh,” ujarnya.

Baca Juga:5 Hal Penting dari Demo Mahasiswa di Palembang: Ribuan Massa, Penyusup Bersenjata, hingga Tersangka

Karhutla di Sumsel bukanlah persoalan baru.

Hampir setiap tahun, wilayah ini menjadi sorotan nasional karena luasnya area gambut yang mudah terbakar.

Selain merusak ekosistem dan kesehatan masyarakat akibat asap, kejadian berulang ini juga mengancam aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga transportasi udara.

Para pakar lingkungan menilai, solusi jangka panjang harus lebih dari sekadar pemadaman. Penegakan hukum terhadap pembakar lahan, edukasi masyarakat, serta pengelolaan lahan berkelanjutan dinilai sebagai kunci untuk mengurangi karhutla di masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?