63 Murid SD Keracunan Usai Santap MBG di OKI, Ini Fakta dan Respons Pemerintah

Ia menambahkan, kondisi anak-anak kini berangsur membaik dan tidak ada yang harus dirujuk ke rumah sakit.

Tasmalinda
Rabu, 03 September 2025 | 13:42 WIB
63 Murid SD Keracunan Usai Santap MBG di OKI, Ini Fakta dan Respons Pemerintah
Siswa keracunan Barat Daya Keracunan MBG. [ChatGPT]

SuaraSumsel.id - Suasana haru sekaligus panik menyelimuti Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, pada Selasa (2/9/2025).

Sebanyak 63 murid SD mendadak jatuh sakit setelah menyantap menu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah.

Anak-anak pada usai jam sekolah, tiba-tiba mengalami gejala mual, pusing, hingga muntah-muntah. Kepanikan orang tua tak terhindarkan, mereka berbondong-bondong membawa anak ke Puskesmas Kecamatan Pedamaran.

Hingga Rabu (3/9/2025) pagi, 11 murid masih menjalani perawatan intensif dengan infus terpasang di tubuh mereka.

Baca Juga:5 Hal Penting dari Demo Mahasiswa di Palembang: Ribuan Massa, Penyusup Bersenjata, hingga Tersangka

Sementara puluhan lainnya sudah dipulangkan setelah kondisinya stabil.

“Dari total 63 pelajar yang mengalami keracunan, hingga pagi ini masih ada 11 anak yang dirawat di Puskesmas dan masih diinfus,” jelas Camat Pedamaran, Yusnursal, kepada wartawan.

Kepala Dinas Kesehatan OKI, Iwan Setiawan, memastikan bahwa tim medis bergerak cepat menangani para korban. Selain memberikan perawatan, pihaknya juga melakukan investigasi untuk memastikan penyebab keracunan massal ini.

“Sampel makanan sudah kami kirim ke Palembang untuk diuji laboratorium. Hasilnya akan menentukan apakah benar keracunan berasal dari menu MBG atau ada faktor lain,” kata Iwan melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com.

Ia menambahkan, kondisi anak-anak kini berangsur membaik dan tidak ada yang harus dirujuk ke rumah sakit.

Baca Juga:Kolaborasi Bank Sumsel Babel dan Pemprov Sumsel: Bagi-Bagi Beras untuk Driver Online

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejatinya digagas untuk meningkatkan gizi dan kesehatan siswa di sekolah.

Namun insiden ini memicu tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Banyak orang tua khawatir dan meminta pemerintah mengevaluasi kualitas bahan pangan serta proses distribusinya.

“Tujuan program ini baik, tapi kalau sampai anak-anak sakit massal, tentu harus ada pengawasan lebih ketat,” ungkap salah satu wali murid yang anaknya ikut jadi korban.

Insiden di Pedamaran ini menjadi peringatan keras bahwa program bantuan pangan untuk anak sekolah tidak hanya soal ketersediaan makanan, tetapi juga keamanan, higienitas, dan kualitas distribusi.

Jika tidak ditangani serius, kepercayaan masyarakat terhadap program MBG bisa goyah, padahal program ini diharapkan mampu membantu tumbuh kembang generasi muda Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?